Kabar Diincar Grup Shopee, Bumi Arta Akui Cari Mitra Jadi Bank Digital

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Harga saham Bank Bumi Arta melonjak 185% sejak 1 Februari 2021.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yura Syahrul
22/2/2021, 23.05 WIB

Pangkal sebab melonjaknya harga saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) hingga 185% , mulai menemukan titik terang. Bank umum kelompok usaha (BUKU) II ini menjajaki peluang aliansi strategis dengan pelaku industri digital untuk berubah menjadi bank digital.

Rencana tersebut terungkap dalam materi presentasi paparan publik insidentil Bank Bumi Arta, yang direncanakan berlangsung Selasa besok (23/2).

Dalam materi presentasi tersebut, manajemen emiten berkode BNBA ini memaparkan tiga rencana utama transformasi perbankan digitalnya. Pertama, meningkatkan kemampuan informasi teknologi (IT) BNBA untuk menarik lalu lintas pelanggan dan memungkinkan integrasi lintas platform.

Kedua, kemitraan digital. "Kami terus mencari kemungkinan aliansi strategis dengan pelaku industri digital untuk mengeksplorasi peluang sinergi," kata manajemen BNBA.

Ketiga, konsolidasi kantor cabang. Cara yang dilakukan adalah selektif mengkonsolidasikan kantor cabang fisik dengan penekanan pada akuisisi pelanggan melalui saluran digital. Ini merupakan langkah lazim bank digital dengan memperluas jangkauan layanannya tanpa kantor cabang fisik dan mengandalkan omni-channel.

Manajemen Bank Bumi Arta menyatakan, langkah memasuki perbankan digital sudah dirintis sejak beberapa tahun terakhir. Seperti pada tahun lalu, bank ini membuka layanan individual internet banking untuk nasabah ritel. Selain itu, Bank Bumi Arta meluncurkan layanan virtual account untuk memudahkan rekonsiliasi tagihan.

Bank digital (Katadata)

Namun, manajemen BNBA tidak menjelaskan lebih jauh perihal potensi aliansi strategisnya dengan pelaku industri digital. Padahal, belakangan ini, Bank Bumi Arta diterpa kabar bakal diakuisisi oleh investor baru.

Informasi yang diperoleh Katadata.co.id,  BNBA jadi target akuisisi Sea Group. Induk usaha e-commerce Shopee ini ingin mengembangkan bank digital di Indonesia. Untuk itu, perusahaan digital berbasis di Singapura tersebut mengakuisisi bank-bank kecil di Indonesia.

Selain membidik BNBA, Sea Group melalui perusahaan investasinya sudah menguasai saham PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE). Saat ini, proses perubahan kepemilikan dan pengendali bank tersebut masih di tangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Meski begitu, kedua bank yang diisukan bakal dicaplok oleh Sea Group tersebut mengaku belum mengetahui soal kabar tersebut. "Perseroan juga baru mengetahui berita dimaksud dari media atau surat kabar," kata Presiden Direktur Bank Bumi Arta Wikan Aryono melalui keterbukaan informasi pada 16 Februari 2021.

Berdasarkan kabar yang beredar, OJK juga meminta Sea Group mengakuisisi bank kecil lain untuk mempercepat konsolidasi perbankan di Indonesia. Karena itulah, selain BKE, Sea Group juga membidik Bank Bumi Arta untuk diakuisisi. 

Jika rencana akuisisi dan mendirikan bank digital berjal;an mulus, maka Sea Group melalui Shopee akan meramaikan persaingan bisnis bank digital di Indonesia. Sea Group akan bersaing dengan Gojek yang sudah lebih dulu masuk ke bank digital dengan membeli 22% saham PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Sea Group memiliki bisnis e-commerce melalui Shopee dan mendominasi pasar game melalui anak perusahaannya, Garena. Sedangkan Gojek memiliki bisnis pembayaran digital Gopay, layanan pesan-antar makanan, dan bisnis kendaraan umum berbasis online.

Jika Gojek bergabung dengan Tokopedia, persaingan industri bank digital dan e-commerce akan dipusatkan pada dua kubu: Sea Group versus entitas gabungan Gojek-Tokopedia.

Kabar Sea Group membidik Bank Bumi Arta inilah yang menyulut kenaikan harga saham bank tersebut. Sejak 11 Februari lalu, harga saham Bank Bumi Arta secara kumulatif telah naik hingga 185% menjadi Rp 1.370 per saham.

Saham ini pun sempat terkena suspensi pada perdagangan 18 Februari lalu, namun sehari kemudian dibuka kembali. Namun, saham ini kembali disuspensi otoritas Bursa Efek Indonesia pada Senin ini (22/2) karena kembali mencetak lonjakan harga saham.

Karena itulah otoritas bursa meminta manajemen BNBA menggelar paparan publik insidentil  pada Selasa besok. Manajemen diminta untuk menjelaskan kinerja dan rencana perusahaan ke depan.