Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan, simpanan masyarakat per Februari 2021 mencapai Rp 6.726 triliun. Angka tersebut naik 9,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tapi, simpanan berupa deposito cenderung menyusut.
Data LPS, deposito masih memiliki porsi yang paling besar dari total simpanan yakni Rp 2.749 triliun atau 40,9%, disusul tabungan sebesar Rp 2.114 triliun (31,4%), giro Rp 1.787 triliun (26,6%). Kemudian, deposit on call sebesar Rp 72 triliun (1,1%) dan sertifikat deposito Rp 4 triliun (0,1%).
Namun jika dilihat lebih rinci, simpanan jenis sertifikat deposito yang anjlok 77,4% dan deposit on call turun 8,3% jika dibandingkan Februari 2020. Sementara deposito tumbuh 3,8%, tabungan 11,6% dan jenis simpanan yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah giro sebesar 19,8%.
"Pertumbuhan giro yang tinggi yang disertai oleh penurunan deposito memberi indikasi bahwa para pelaku ekonomi mulai siap-siap melakukan ekspansi dengan menambah dana yang siap pakai lebih banyak," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam keterangan resminya, Jakarta, Selasa (6/4).
Menurut Purbaya, pelaku ekonomi cenderung menambah uang kasnya saat akan meningkatkan aktivitas. Penambahan uang kas terlihat dari pencairan deposito.
Adapun data distribusi simpanan masyarakat pada Februari tahun ini dikumpulkan dari 107 Bank Umum yang terdiri dari 95 bank umum konvensional dan 12 bank umum syariah.
Data bulan Februari 2021 menunjukkan adanya peningkatan nominal simpanan untuk tiering di atas Rp 5 miliar sebesar 3,6% secara bulanan dan 13,2% secara tahunan menjadi Rp 3.283 triliun. Sedangkan, nominal simpanan dengan tiering di bawah Rp 100 juta turun 1,3% jika dibanding Januari 2021, namun meningkat sebesar 5,9% jika dibanding Februari 2020 menjadi Rp 907 triliun.
Sementara itu, jumlah rekening simpanan pada bulan Februari 2021 tercatat sebanyak 351,59 juta rekening, naik sebesar 15,5% dibandingkan bulan Februari tahun lalu. Tetapi, jumlah rekening itu turun 0,3% dibandingkan Januari 2021.
Dari data tersebut, jumlah rekening simpanan yang dijamin LPS yakni 351,3 juta rekening atau 99,91%. Realisasi tersebut melampaui target yang ditetapkan oleh UU LPS yaitu 90%.
LPS menurunkan tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah di bank umum dan BPR menjadi 6,75% pada Februari lalu. Bunga deposito diperkirakan masih akan menurun seiring kebijakan tersebut serta langkah Bank Indonesia yang kembali memangkas bunga acuan menjadi 3,5%.
Simak Databoks berikut:
Direktur Utama BCA Jahja Setiatmadja mengatakan pihaknya bakal merespons kebijakan tersebut dengan kembali menurunkan bunga deposito. "Kami akan segera turunkan lagi bunga deposito menjadi 2,9%," ujar Jahja kepada Katadata.co.id, Jumat (26/2) lalu.
Meski demikian, ia tak menyebut kapan bunga deposito yang baru akan berlaku. Saat ini, rata-rata bunga deposito BCA untuk seluruh nominal simpanan dan tenor hanya 3%. Tingkat bunga ini merupakan yang terendah di perbankan.
Jahja mengaku, terjadi perpindahan dana nasabah, baik dari deposito, giro, maupun tabungan ke istrumen lain, seperti ORI. Namun hingga saat ini, likuiditas BCA masih sangat baik. Berdasarkan laporan bulanan BCA, dana pihak ketiga per Januari 2021 masih tumbuh mencapai 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 833 triliun.