PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dikabarkan akan mengakuisisi PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), perusahaan yang bergerak di sektor pembiayaan keuangan (multifinance). Menurut sumber yang diperoleh Katadata.co.id, Bank Jago akan mengambil alih BFI Finance melalui pemegang saham pengendali yakni, Trinugraha Capital & Co Sca.
Mengacu data BEI per April 2021, mayoritas kepemilikan saham BFI Finance digenggam oleh Trinugraha Capital, yakni sebesar 42,81%. Kemudian, NT Asian Discovery Fund 8,25%, BFI Finance Indonesia sebanyak 6,28%, dan sisanya milik publik sebanyak 42,66%.
"BFIN akan dilepas Boy Thohir dan Patrick Walujo ke Bank Jago.," kata sumber Katadata.co.id.
Tak banyak yang tahu, Trinugraha Capital yang dinahkodai pengusaha batu bara Garibaldi Thohir atau kerap disapa Boy Thohir itu merupakan konsorsium antara Northstar Group Pte Ltd dan TPG Capital.
Northstar Group merupakan perusahaan pengelola dana atau private equity firm yang berkantor pusat di Singapura. Perseroan diklaim telah menginvestasikan dana mencapai US$ 3,3 miliar di sekitar 35 perusahaan dari berbagai sektor bisnis.
Di Indonesia, Northstar dipimpin oleh Patrick Walujo, mantan bankir di Goldman Sachs & Co yang juga merupakan menantu konglomerat pendiri Triputra Group, Theodore Permadi Rachmat.
Sementara itu, TPG Capital merupakan perusahaan modal ekuitas asal Amerika Serikat yang telah beroperasi sejak 1993 dan berinvestasi hingga lebih dari US$ 50 miliar di sejumlah perusahaan.
Ketika dikonfirmasi, pemilik sekaligus Komisaris Utama Bank Jago Jerry Ng tak membantah ataupun membenarkan kabar aksi korporasi tersebut. Dia hanya menyatakan, saat ini berfokus pada aplikasi bank digital yang telah diluncurkan Bank Jago secara resmi hari ini.
"Aplikasi Bank Jago diluncurkan hari ini dan fokus utama kami pada saat ini adalah Bank Jago. Mohon dukungannya untuk Bank Jago," kata Jerry Ng saat dihubungi Katadata.co.id, Kamis (15/4).
Jauh sebelum Bank Jago, BFI Finance juga hampir diakuisisi oleh perusahaan bank investasi asal Italia Compass Banca pada 2018 lalu. Namun akhirnya rencana itu batal pada 2020 karena alasan kondisi darurat kesehatan di Eropa akibat pandemi Covid-19 pada tahun lalu. Hal itu menyebabkan perseroan mengubah aksi korporasinya.
Pada perdagangan siang hari ini, Kamis (15/4) pukul 15.30 WIB, harga saham BFIN tercatat naik 4,05% atau 30 poin ke level Rp 770 dari level penutupan perdagangan kemarin Rp 740.
Sepanjang pekan ini, harga saham BFIN telah meningkat 7,69%, bahkan tercatat naik 24,19% dalam kurun tiga bulan terakhir.