Analis memperkirakan harga emas akan berada pada tren naik pada tahun ini. Hal itu dipicu oleh data negatif ekonomi Amerika Serikat (AS) dan stimulus keuangan yang digelontorkan bank sentral global yang membuat investor mengalihkan dana ke aset aman, termasuk emas.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas global spot yang menjadi acuan pergerakan emas Antam, berada dalam tren naik. Sejak berhasil tembus pekan lalu, harga emas global bertahan di kisaran US$ 1.800 per ons troi.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, tren kenaikan harga emas dalam beberapa waktu terakhir didukung data negatif ekonomi Amerika Serikat (AS). Salah satunya, data tenaga kerja Negeri Paman Sam April 2021 dirilis tidak sebaik harapan pelaku pasar.
Departemen Tenaga Kerja AS menyatakan hanya 266 ribu tenaga kerja di perusahaan AS, atau di bawah ekspektasi pasar yakni mendekati 1 juta tenaga kerja. Sedangkan, tenaga kerja yang mengalami kenaikan gaji pada Maret 2021 hanya 770 ribu tenaga kerja, atau di bawah ekspektasi pasar yakni 978 ribu tenaga kerja. Di sisi lain, tingkat pengangguran malah naik 6,1% per April dibanding Maret yang hanya 6%.
Stimulus ekonomi yang digelontorkan oleh Federal Reserve dan dana segar di pasar keuangan oleh AS, membuat para spekulan mulai mengalihkan dananya ke safe haven, termasuk emas. Tak hanya itu, meningkatnya gelombang pandemi Covid-19 di India turut menjadi alasan pelaku pasar untuk mulai mengamankan asetnya ke instrumen investasi lindung nilai seperti emas.
Ibrahim memprediksi harga emas global berpeluang untuk tembus ke level US$ 2.075 per ons troi. Dengan perkiraan kurs rupiah di kisaran Rp 14.300 per dolar AS, maka emas Antam akan tembus kembali di atas Rp 1 juta per gram.
“Bisa pada kuartal ketiga atau kuartal keempat tahun ini,” ujar Ibrahim beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Analis & Division Manager PT. Royal Trust Futures Suluh Adil Wicaksono menyatakan, peluang logam mulia kembali tembus level Rp 1 juta per gram tahun ini dirasa masih cukup berat.
"Sekarang sudah memasuki kuartal kedua 2021, jika harga emas spot belum bisa tembus US$ 1.900 per ons troi, rasanya kecil kemungkinan logam mulia bisa kembali ke level Rp 1 juta per gram tahun ini," tambah Suluh.
Suluh mengatakan sentimen yang perlu menjadi perhatian dalam berinvestasi emas yakni perkembangan stimulus AS dan pergerakan nilai tukar.
Kendati demikian, dia memandang investasi emas masih menarik dan punya prospek positif tahun ini. Maka itu, dia menganjurkan untuk menyisihkan 10%-30% dari dana menganggur agar dialokasikan pada investasi emas, baik itu emas fisik maupun emas digital.
Sebagai informasi, nilai pada emas perhiasan dan emas untuk investasi berbeda. Hal tersebut bergantung pada tingkat gramasi dan kandungan emas murni pada produk tersebut. Umumnya, emas batangan dipilih untuk investasi, karena semakin besar gramasi semakin baik harga yang diperoleh atau mendekati pergerakan harga emas global.
Selain emas batangan, saat ini sudah banyak platform yang menawarkan investasi secara digital, sehingga mempermudah masyarakat dalam bertransaksi hingga menyimpan emas.