7 Korporasi Ajukan Izin Bank Digital, Investor Saham Sambut Positif

Agung Samosir | Katadata
Otoritas Jasa Keuangan
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
11/6/2021, 11.44 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, ada tujuh bank yang sedang dalam proses menjadi bank digital dan lima bank yang menobatkan diri sebagai bank digital. Padahal, otoritas tak memiliki aturan yang mensahkan bank digital sebagai salah satu jenis lembaga bank.

Ketujuh bank digital yang tengah menyampaikan izin untuk menjadi bank digital antara lain, PT Bank BCA Digital, PT BRI Agroniaga Tbk, PT Bank Neo Commerce Tbk, PT Bank Capital Tbk, PT Bank Harda Internasional Tbk, PT Bank QNB Indonesia Tbk, dan PT KEB Hana Bank.

Sementara itu, lima bank yang mengaku sudah menjadi bank digital adalah PT Bank BTPN Tbk melalui aplikasi Jenius, PT Bank KB Bukopin Tbk lewat aplikasi Wokee, PT Bank DBS Indonesia melalui Digibank, PT Bank UOB Indonesia melalui TMRW, dan PT Bank Jago Tbk melalui aplikasi Jago.

Deputi Direktur Basel dan Perbankan Internasional OJK Tony mengatakan, OJK masih melihat bank secara kelembagaan dengan hanya ada dua konsep, yaitu bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

"Bagi kami, bank digital itu lebih kepada bisnis model dari bank tersebut," katanya dalam diskusi virtual, Kamis (10/6).

Ia mengatakan, bukan berarti bank digital ini memiliki lisensi tersendiri dalam pembentukannya. Tony mengatakan, hal tersebut hanya perubahan bisnis model atau cara masing-masing bank memberikan layanan kepada masyarakat. "Tapi tidak akan mengubah perizinan bank," katanya.

Pengukuhan bank digital oleh OJK ini nyatanya membuat minat investor saham untuk berinvestasi di saham bank digital sangat tinggi. Itu terlihat dari harga saham beberapa bank naik signifikan sejak awal 2020.

Bank yang tengah mengajukan izin untuk menjadi bank digital, yaitu BRI Agroniaga (AGRO) mengalami kenaikan harga sejak 2020 sebesar 478% menjadi Rp 1.145 per saham pada perdagangan 11 Juni 2021. Lalu, saham Bank Neo Commerce (BBYB) mampu menguat 94% menjadi Rp 535 per saham.

Pada periode tersebut, saham Bank Capital (BACA) juga naik signifikan, dimana pada 11 Juni 2021 ada di harga Rp 466 per saham yang artinya menguat 55%. Saham Bank Harda (BBHI) bahkan mampu meroket hingga 1.644% sejak awal 2020 menjadi Rp 2.180 per saham. Lalu, Bank QNB (BKSW) mengalami kenaikan 22% menjadi Rp 220 per saham.

Sementara itu, bank yang mengaku sudah menjadi bank digital juga mengalami kenaikan. Paling signifikan adalah harga saham Bank Jago (ARTO) yang sejak awal 2020 sudah mengalami kenaikan hingga 3.234% menjadi Rp 12.900 per saham.

Lalu, saham KB Bukopin (BBKP) juga mengalami kenaikan hingga 105% sejak 2020 menjadi Rp 460 per saham. Sedangkan pelopor layanan digital bank di Indonesia BTPN (BTPN) sahamnya malah tercatat terkoreksi 12,31% menjadi Rp 2.850 per saham sejak awal tahun lalu.

Reporter: Ihya Ulum Aldin