Elon Musk Kembali Bercuit, Harga Bitcoin Dekati US$ 40.000

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
CEO Tesla Inc Elon Muck dan Ketua Eksekutif Alibaba Group Holding Ltd Jack Ma menghadiri Konferensi Kecerdasan Buatan Dunia (WAIC) di Shanghai, China, Kamis (29/8/2019).
14/6/2021, 10.40 WIB

Sukses naik, harga uang kripto Bitcoin sedang menguji level US$ 40.000 dalam waktu dekat. Penguatan tersebut dipicu cuitan Bos perusahaan mobil listrik Tesla, Elon Musk pada Minggu (13/6).

Dalam cuitannya, Chief Executive Officer (CEO) Tesla itu memberikan sinyal untuk melanjutkan penggunaan koin kripto tersebut sebagai alat transaksi pembayaran. Syaratnya, penambang yang memverifikasi transaksi dapat menggunakan lebih banyak energi terbarukan.

Musk telah menjadi penggerak utama cryptocurrency dalam beberapa waktu terakhir. Namun, dia juga yang membuat harga tertekan setelah mengumumkan akan menangguhkan penggunaan bitcoin untuk transaksi.

Pernyataan tersebut muncul karena kekhawatiran Musk bahwa penambang Bitcoin akan menggunakan banyak energi. Sebagai informasi, Tesla menyatakan telah membeli US$ 1,5 miliar dolar AS Bitcoin dan akan menerimanya sebagai bentuk pembayaran mobil listrik.

“Ketika ada konfirmasi penggunaan energi bersih yang wajar (sekitar 50%) oleh para penambang dengan tren masa depan yang positif, Tesla akan kembali mengizinkan transaksi Bitcoin,” katanya dalam tweet kemarin.

Usai cuitan tersebut, harga Bitcoin sempat melonjak 9,8% menjadi US$ 39.035,47 kemarin, sebagaimana dilansir dari Reuters. Bitcoin yang merupakan koin dengan kapitalisasi pasar terbesar itu berhasil naik 40,7% dari level terendah tahun ini di US$ 27.734 pada 4 Januari.

Tak hanya bitcoin, koin kripto lainnya seperti Ether, yang terhubung ke jaringan blockchain ethereum, juga menanjak 7% menjadi US$ 2.532,77 kemarin.

Pergerakan uang kripto mulai menunjukkan kebangkitan sejak pekan lalu. Hal tersebut didukung pernyataan Presiden El Salvador Nayib Bukele yang akan menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah di negaranya.

Sayangnya, kenaikan harga tak berlansung lana karena Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pihaknya memiliki kekhawatiran ekonomi dan hukum mengenai langkah El Salvador untuk menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran. Hal itu dinilai mempengaruhi prospek program pendanaan yang didukung IMF karena melebarkan spread pada obligasi negara. El Salvador sedang dalam diskusi dengan IMF untuk mencari pendanaan US$ 1 miliar.

El Salvador telah menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Presiden Bukele menilai, penggunaan Bitcoin akan mempernudah warga Salvador yang tinggal di luar negeri untuk mengirim uang ke negaranya.

"Adopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah menimbulkan sejumlah masalah ekonomi makro, keuangan dan hukum yang memerlukan analisis yang sangat hati-hati," kata Gerry Rice Juru bicara IMF, selama konferensi pers pekan lalu.

Rice menekankan, pihaknya akan mengikuti perkembangan dengan cermat, dan  melanjutkan konsultasi dengan pihak berwenang. Dia mengatakan, IMF akan bertemu dengan Bukele pekan ini untuk membahas undang-undang Bitcoin.