Penjualan Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR015 sudah terjual lebih dari 80% di hari ketiga penawaran. Padahal, surat utang atau obligasi syariah yang diterbitkan negara tersebut menawarkan kupon atau imbal hasil relatif rendah yakni 5,1% per tahunnya dibandingkan seri-seri sebelumnya. 

Berdasarkan data Investree pada pukul 17.00 sebanyak Rp 2,51 triliun atau setara 83,73% dari target SR015 berhasil dijual, Senin (23/8). Imbal hasil yang ditawarkan SR015 dinilai masih menarik jika dibandingkan bunga deposito yang berada di kisaran 2,7% hingga 3% saat ini. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan di tengah tren suku bunga rendah, instrumen investasi seperti SR015 menjadi pilihan menarik untuk investor ritel. Ditambah lagi, obligasi negara satu ini cenderung minim risiko gagal bayar atau default dan memiliki pajak lebih rendah yakni 15%, dibandingkan deposito yang mencapai 20%. 

"Masyarakat cenderung menjadikan rasa aman sebagai prioritas dalam memilih produk investasi. Apalagi risiko investasi bodong juga marak saat ini. Sedangkan surat berharga negara (SBN) ritel dijamin dan punya kepastian karena dikeluarkan negara," kata Ramdhan kepada Katadata.co.id, Senin (23/8).

Selain itu, kemudahan teknologi juga menjadi faktor banyaknya investor ritel yang mulai berinvestasi di obligasi negara, termasuk SR015. Ramdhan menilai, kehadiran perusahaan teknologi keuangan seperti fintech sebagai mitra distribusi turut memperluas cakupan market investor ritel di Tanah Air. 

"Ini terbukti dari banyaknya milenial yang terlibat dengan kemudahan mengakses pembelian produk obligasi negara. Dalam 3-4 tahun terakhir penerbitan juga dilakukan secara rutin, sehingga baik untuk edukasi ke masyarakat," ujarnya. 

Hingga akhir penutupan penawaran nanti, Ramdha memperkirakan total penjualan SR015 berkisar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun. Capaian tersebut cenderung lebih rendah dibandingkan perolehan penjualan SR014 Maret lalu yang mencapai Rp 16,7 triliun. 

"Besaran kupon SR015 ini lebih rendah, ada persaingan return dengan produk seperti reksa dana. Keunggulannya, produk ini menawarkan save atau rasa aman karena diterbitkan negara," katanya.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky menilai SR015 dipilih sebagai alternatif instrumen investasi yang aman di tengah pandemi Covid-19

Terdapat beberapa faktor yang mendorong animo masyarakat cukup tinggi untuk melirik SR015. Pertama, meningkatnya ketidakpastian ekonomi di tengah penyebaran kasus Covid-19 varian Delta. Kondisi tersebut membuat pilihan investasi untuk masyarakat kelas menengah ke atas cenderung terbatas. 

"Kalau biasanya mereka investasi di sektor riil seperti ekspansi buka toko, membuka bisnis baru, sekarang sulit. Alhasil, investor ritel mencari investasi lain salah satunya masuk pasar keuangan," ujar Teuku saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (23/8).

Faktor kedua, Teuku melihat minat investor ritel untuk berinvestasi sepanjang tahun pandemi Covid-19 cenderung meningkat. Pembatasan kegiatan masyarakat mendorong investor untuk mulai mengalihkan income atau penghasilannya ke dalam investasi.

Dia menilai pasar keuangan Tanah Air saat ini belum cukup dalam, sehingga banyak investor mencari produk investasi yang lebih aman seperti surat berharga negara (SBN). Teuku juga meyakini penjualan SR015 bisa melampaui SR014. 

"Saya rasa bisa, karena kondisi ketidakpastian masih tinggi, sehingga tidak tau kapan ekonomi akan kembali normal. Kita juga belum tahu kapan PPKM akan berakhir, akhirnya banyak dana nganggur dan SBN masih akan tinggi peminatnya," ujar Teuku.

Penawaran SR015 berlangsung dari 20 Agustus hingga 15 September 2021, dengan tenor 3 tahun. Adapun tujuan pemerintah menerbitkan SR015 yakni menyediakan alternatif investasi yang aman, menguntungkan dan likuid bagi masyarakat. Selain itu, penerbitan obligasi negara ini sekaligus menjadi diversifikasi instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta memperluas basis investor di pasar domestik.

Tujuan lainnya yakni mendukung pengembangan pasar keuangan syariah, dan memperkuat pasar modal Tanah Air dengan mendorong transformasi masyarakat dari saving-oriented society menuju investment-oriented society. SR015 juga menjadi produk investasi terjangkau dengan minimal pembelian Rp 1 juta dan maksimal pemesanan Rp 3 miliar. 

"Ini diharapkan dapat mempermudah akses masyarakat berinvestasi di surat berharga syariah negara (SBSN) ritel, terutama untuk generasi milenial," menurut Direktorat Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Republik Indonesia (DJPPR Kemenkeu) dalam keterangan resminya pekan lalu.