PT Bank Nationalnobu Tbk (Bank Nobu) memasang target pertumbuhan laba bersih 2021 mencapai 10-15% dibanding tahun lalu Rp 53,6 miliar. Salah satu penopangnya adalah penyaluran kredit yang diperkirakan tumbuh 15-20% dibanding tahun lalu Rp 7,42 triliun.
"Kami harapkan laba bersih tahun ini dibandingkan tahun lalu, meningkat sekitar 10-15%," kata Direktur Bank Nobu Hendra Kurniawan dalam paparan public secara virtual, Jumat (1/10).
Hendra mengatakan, di tengah situasi pandemi Covid-19, emiten berkode saham NOBU ini memang lebih berhati-hati untuk menyalurkan kredit baru. Sektor makanan dan minuman, lalu barang konsumen yang bergerak cepat (FMCG) menjadi sektor yang dinilai baik di tengah pandemi Covid-19.
"Barang yang sifatnya memang menjadi kebutuhan dasar sehari-hari dalam masa begini masih tetap tumbuh," kata Hendra. Segmen-segmen tersebut menjadi pilihan Bank Nobu untuk pemberian kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan komersial.
Selain kedua segmen tersebut, Bank Nobu melihat ada peluang pada segmen kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Pasalnya, pemerintah memberikan berbagai instrumen insentif. Untuk segmen KPR, Bank Nobu melihat ketertarikan masyarakat pada rumah tapak tipe medium sehingga tengah menjajaki kerja sama dengan pengembangan tipe tersebut.
"Pemberian kredit tetap hati-hati dengan memperhatikan sektor yang kami anggap saat ini masih baik. Secara target, tentu berhati-hati di tahun ini," kata Hendra.
Direktur Bank Nobu Andrian Meirawan Saputra mengatakan bank milik Grup Lippo memiliki peta jalan produk yang akan menjadi andalan pada layanan digitalnya. Salah satu yang sedang digodok adalah membangun layanan kredit digital.
"Sehingga menjadi sebuah satu kesatuan bahwa namanya aplikasi perbankan harus bisa mengakomodasi terkait DPK maupun penyaluran lending pada masyarakat," kata Andrian.
Tidak hanya pengembangan platform kredit digital, Bank Nobu menjajaki kerja sama dengan ekosistem digital. Salah satu strategi yang harus dibangun yaitu dukungan ekosistem digital untuk mengembangkan layanan perbankan digital.
Ekosistem bisa mendukung bank terintegrasi dalam penggunaan aplikasi maupun transaksi perbankan yang relevan dengan ekosistem di sekelilingnya. Andrian mengatakan, Bank Nobu bisa berada dalam ekosistem Grup Lippo yang juga sedang bertransformasi menjadi digital.
Grup Lippo melakukan investasi pada aplikasi Grab dan GoTo, di mana Bank Nobu melihat adanya kesempatan untuk melakukan integrasi ke keduanya. Meski begitu, Bank Nobu ingin menjadi bank digital yang tidak hanya bergantung pada sedikti ekosistem saja.
Bank Nobu mendesain bisnis model sebagai lembaga yang menawarkan jasa. Sehingga Bank Nobu membuka diri untuk semua ekosistem, dimana bank bisa berintegrasi menjadi bagian dari roadmap yang dibangun sebagai bentuk layanan bagi nasabah.