Bank Jago Salurkan Kredit Langsung dari Aplikasinya Tahun Depan

Humas Bank Jago
Seorang pekerja melintas di depan logo Bank Jago, di Jakarta, Rabu (14/4).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
29/10/2021, 14.46 WIB

PT Bank Jago Tbk (ARTO) berencana menyalurkan kredit secara langsung melalui aplikasi Jago pada 2022. Saat ini, bank milik bankir Jerry Ng dan pebisnis Patrick Walujo ini masih menyalurkan kredit melalui skema kemitraan.

"Bank Jago bisa mulai menyalurkan kredit langsung dari aplikasi mulai 2022 karena harus ada urutannya," kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam acara dalam acara Jago Bootcamp 2021 di Canggu, Bali, Kamis (28/10).

Kharim mengatakan, Bank Jago perlu mencari basis pelanggan yang besar agar bank tersebut bisa membangun analisis data. Saat ini kredit masih disalurkan melalui perusahaan pembiayaan maupun pinjaman online atau peer to peer lending.

Sampai akhir September 2021, Bank Jago menyalurkan kredit sebesar Rp 3,73 triliun, atau melonjak 502% dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kredit terutama terjadi pada kuartal ketiga, dengan kenaikan sebesar Rp1,56 triliun dari posisi kuartal sebelumnya.

Kharim menyadari persentase kenaikan penyaluran kredit terkesan tinggi karena berangkat dari garis dasar atau baseline yang rendah. "Namun, kami melihat kemajuan bisnis yang konsisten dari waktu ke waktu. Kami akan menjaga momentum ini dengan terus memperluas kolaborasi dan integrasi dengan ekosistem digital,” kata Kharim.

Pertumbuhan kredit yang signifikan berdampak pada peningkatan pendapatan bunga mencapai 478% menjadi Rp 355 miliar. Sementara itu, beban bunga hanya terkerek 104% menjadi Rp 38 miliar.

Hal ini menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp 318 miliar, atau tumbuh 640%. Margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) kini berada di angka 6,1%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,4%.

Bank Jago akhirnya membukukan laba bersih Rp 14 miliar pada kuartal III 2021, setelah enam tahun terakhir tenggelam dalam kondisi kerugian yang terus-menerus.

Perolehan keuntungan periode ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang agresif, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang rendah, serta kemampuan perusahaan memperbaiki struktur biaya dana. Hal ini termasuk efisiensi biaya berkat pertumbuhan dana murah atau current account saving account (CASA).

"Meski laba tahun berjalan masih negatif, kami tetap bersyukur atas pencapaian ini. Kami optimistis kinerja di masa mendatang akan terus membaik dan Bank Jago akan menjadi bank digital yang profitable (menguntungkan),” kata Kharim.

Reporter: Ihya Ulum Aldin