PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. terus melanjutkan fokusnya untuk memperkuat struktur permodalan. Pada September 2021, BNI menerbitkan US$ 600 juta perpetual bond dengan 2,7 kali oversubscribed alias di atas jumlah yang ditawarkan.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan, itu bisa dikategorikan sebagai tambahan modal inti utama bagi BNI. “Penerbitan ini merupakan yang pertama dilakukan perbankan di Indonesia,” katanya dikuti dari keterangan resmi perseroan, Kamis (4/11/2021).
Melalui penerbitan At-1 tersebut maka modal inti BNI naik 140 basis poin, sehingga rasio CAR dan Tier 1 perseroan per September 2021 naik, masing-masing 19,9 persen dan 17,8 persen. Angka ini terpantau sudah mendekati rasio bank pesaing lain.
Royke menjelaskan lebih jauh, dengan kapasitas bisnis yang tercermin dari permodalan yang semakin kuat, BNI melanjutkan fokus pengembangan bisnis korporasi dengan memberikan One Stop Wholesale Banking Solution bagi perusahaan-perusahaan tier atas di bidang usahanya termasuk pembiayaan rantai pasok dan bisnis konsumer.
“Langkah tersebut terus memperlihatkan hasil positif. Selama kuartal 3 – 2021, setidaknya enam perusahaan top tier bergabung dalam ekosistem pembiayaan BNI. Salah satunya adalah produsen terbesar pada industri petrokimia terintegrasi di Indonesia, yaitu Chandra Asri,” ucapnya.
Pertumbuhan di segmen korporasi BNI juga mulai terlihat, yang mana pertumbuhan rasio dana murah terhadap pinjaman dan pertumbuhan fee based income terhadap total pendapatan dari segmen korporasi terus meningkat. Hal ini sebagai hasil dari upaya BNI dalam peningkatan kapabiltas layanan investment banking.
Salah satu yang terkini, emiten berkode BBNI tersebut sudah bisa memberikan jasa konsultasi bagi perusahaan yang ingin mendapatkan tambahan modal dari penerbitan obligasi global bertipe Reg-S/144A (Regulation S dan Rule 144A securities), yaitu global bond yang memungkinkan penerbitnya mendapatkan kemudahan-kemudahan, seperti bebas dari ketentuan terdaftar di Securities Act of 1933 dan dapat diperdagangkan di luar Amerika Serikat.
Transformasi Digital
Adapun, terkait trasnsformasi BNI di ranah perbankan digital, perseroan ini terus fokus kepada tiga area. Pertama, mendigitalisasi platform bisnis perusahaan. Kedua, pengembangan produk-produk digital. Ketiga, memperkuat ekosistem digital dengan API Open Banking, yang mana BNI kini adalah bank yang unggul dalam pengembangan API Open Banking dengan 283 jenis layanan, dan sudah digunakan oleh 4.000 klien.
“Transformasi digital menjadi salah satu strategi utama BNI untuk dapat melayani nasabah dengan lebih baik dan untuk mencapai tujuan perseroan yaitu memiliki kinerja yang sustain dan profitable dalam jangka panjang,” ucap Royke.
Penguatan kapabilitas digital juga dilakukan dengan cara kolaborasi dengan mitra, di antaranya melalui kerja sama bisnis Pay Later. BBNI termasuk early adaptor layanan ini di Indonesia melalui kerjasama dengan beberapa tekfin dan e-commerce, seperti Traveloka dan Shopee.
Selain bisnis Pay Later, sejak pertengahan September 2021, BNI memperluas kerja sama dengan Traveloka melalui peluncuran Pay Later Virtual Card pertama di Indonesia yang dapat digunakan oleh pengguna Traveloka Pay Later untuk bertransaksi di luar ekosistem Traveloka. Bagi BNI, kerjasama bisnis ini menjadi sumber fee based income yang berbasis digital.
Selain mengembangkan kerjasama dengan mitra e-commerce, imbuh Royke, perusahaan terus mengoptimalkan BNI Mobile Banking. Per September 2021, pengguna BNI Mobile Banking mencapai 9,9 juta orang dengan pertumbuhan 46,6 perse (yoy). Selain jumlah pengguna yang meningkat signifikan, nilai transaksi melalui BNI Mobile Banking juga mencapai Rp 447 triliun atau meningkat 33,4 persen (yoy). Ke depan, fitur layanan perbankan mobile ini terus ditingkatkan dengan Omni Channel Experience, Pengelolaan Keuangan Personal, dan fitur solusi UMKM terintergasi.
Selain mendigitalkan proses bisnis yang ada, BNI juga memiliki rencana untuk menjajaki opsi pengembangan bank digital. BNI percaya memiliki anak perusahaan bank digital akan membawa BNI ke tingkat layanan perbankan yang lebih tinggi.