Segera Caplok Bank Mayora, BNI Tunjuk Anak Usaha Jadi Konsultan

BNI
Gedung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
21/12/2021, 14.39 WIB

Proses PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengakuisisi PT Bank Mayora dikabarkan akan rampung tahun depan. Dalam proses akuisisi ini, BNI menggandeng induk usaha Shopee, Sea Ltd Singapura.

Menanggapi kabar tersebut, manajemen BNI menyatakan pihaknya memang sedang memasuki tahapan lebih serius untuk mengembangkan kapabilitas digital melalui strategi anorganik. 

"Namun, dengan memperhatikan prinsip governance (tata kelola), saat ini perseroan belum dapat memberikan penjelasan maupun keterbukaan yang lebih mendalam terkait hal tersebut," kata Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom dalam penjelasan tertulisnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (21/12). 

Menurut dia, jika terjadi kesepakatan para pihak dan ketentuan yang berlaku terkait keterbukaan informasi, maka perseroan akan melaksanakannya sesuai ketentuan yang berlaku. 

Meski manajemen enggan menyebutkan secara langsung dan rinci, namun aksi korporasi ini semakin tegas dengan keputusan BNI menunjuk anak usahanya, PT BNI Sekuritas, sebagai lead advisor atau penasihat utama dalam aksi korporasi.

"BNI dan BNI sekuritas melakukan transaksi afiliasi sebesar Rp 53 miliar," ujar Mucharom dalam pengumuman tertulis yang berbeda. 

Mucharom menyatakan, sejalan dengan program transformasi BNI, maka salah satu strategi yang akan dilakukan adalah melalui aksi korporasi. Terkait rencana tersebut, perlu adanya jasa konsultan yang akan membantu perusahaan untuk melakukan penjajakan dan hal lain yang mendukung proses pelaksanaan aksi korporasi.

Dalam hal ini, BNI menunjuk BNI Sekuritas untuk melakukan layanan konsultasi di bidang merger dan akuisisi.

Melalui transaksi ini, menurut dia, perusahaan akan mendapat pendampingan selama pelaksanaan aksi korporasi, studi kelayakan atas aksi korporasi, cetak biru dan rencana bisnis. Selain itu, juga memperoleh hasil uji tuntas dari sisi keuangan, perpajakan dan hukum, hasil penilaian saham, strategi pencitraan dan komunikasi, serta dokumen-dokumen legal terkait aksi korporasi.

Belum lama ini, emiten perbankan berkode BBNI tersebut menyatakan niat untuk mengakuisisi lembaga keuangan dengan teknologi tinggi, tapi dengan biaya yang relatif murah. Dalam perkembangannya, BNI diketahui melakukan negosiasi dengan pemilik entitas perbankan Mayora Grup tersebut.

Kabar itu kemudian dikonfirmasi oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana. Dia memperkirakan aksi akuisisi BNI terhadap Bank Mayora akan rampung tahun depan.

"Rencananya sudah ke mana-mana, prosesnya tinggal sedikit lagi," kata Heru.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan, BNI akan menjadi pemegang saham mayoritas Bank Mayora, sementara Sea Ltd akan menjadi pemegang saham minoritas, dan mendukung kolaborasi.

"BNI nanti (jadi pemegang saham) mayoritas. Sea Ltd (punya saham) kecil, hanya support saja," kata Slamet Edy.

Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan biaya operasional BNI bisa murah dan efisien dengan bantuan teknologi bank digital. Alhasil, perseroan bisa menekan suku bunga kredit yang ditawarkan. 

Selain itu, akuisisi Bank digital dinilai dapat menjangkau banyak target pasar yang belum terjamah oleh BNI. Royke menilai langkah akuisisi bank kecil untuk menolong usaha kecil dan menengah (UKM) dari jeratan pinjaman online. 

"Kami punya visi agar bank digital ini fokus untuk UKM, terutama yang tradisional," katanya dalam webinar pada Senin (22/11).

Berdasarkan paparan BBNI, pengguna layanan business banking perseroan telah tumbuh 18,8% secara tahunan sepanjang Januari-September 2021 menjadi 70.400 entitas dari 59.200 entitas. Adapun, nilai transaksi melalui layanan digital perseroan naik 7,2% menjadi Rp 3.071 triliun dengan jumlah transaksi sebanyak 297 juta. 

Sementara itu, pengguna mobile banking hingga kuartal III-2021 telah tumbuh 46,6% menjadi 9,96 juta orang. Nilai transaksi yang dilakukan telah mencapai Rp 447 triliun dengan jumlah transaksi mencapai 315 juta.

Sepanjang Januari-September 2021, perseroan berhasil membukukan laba bersih konsolidasi Rp 7,45 triliun. Capaian tersebut melonjak 79,3% dibanding tahun sebelumnya yang hanya 4,31 triliun.

Reporter: Andi M. Arief