Jokowi Kembali Sentil Porsi Kredit UMKM Baru 20%, Jauh Di Bawah Target

Sekretariat kabinet/twitter
Presiden Joko Widodo mencoba sepatu produk UMKM di Bazaar Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (13/1/2022).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Maesaroh
20/1/2022, 13.08 WIB

Sebagian besar pelaku usaha di Indonesia merupakan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Namun, porsi kredit untuk UMKM masih kecil. Presiden Joko Widodo pun kembali menyoroti kecilnya porsi kredit perbankan bagi sektor UMKM.

Kepala Negara mengatakan, porsi kredit untuk UMKM masih berkisar 20%, di bawah targetnya yakni minimal 30%.

Padahal, UMKM menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia. Sebanyak 99,9% pelaku usaha di Indonesia masuk dalam kategori UMKM.

"Sampai saat ini, porsi kredit di perbankan masih belum berubah," kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022 dan Peluncuran Taksonomi Hijau Indonesia secara daring, Kamis (20/1).

 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan, 30% kredit perbankan ditujukan untuk UMKM pada 2024. Guna mencapai target itu, Jokowi menilai perlu strategi yang dijalankan secara konsisten.

Untuk itu, peningkatan porsi kredit UMKM tidak bisa mengandalkan pertumbuhan secara alamiah. Mantan Wali Kota Solo itu meminta, tidak boleh ada lagi UMKM yang kesulitan mendapatkan kredit perbankan.

"Tidak boleh lagi akses pembiayaan bagi pelaku usaha di sektor informal yang sulit, UMKM yang kesulitan akses permodalan," ujar dia.

Kemudahan mendapatkan modal akan menguntungkan banyak pihak. Generasi muda pun dapat memulai usaha dengan mudah. Selain itu, UMKM bisa memperbesar skala usahanya.

Apalagi, UMKM menjadi komponen penting untuk memulihkan perekonomian.

 Pelaku usaha kecil dan menengah juga dinilai dapat menyelesaikan masalah rantai pasok yang tengah terjadi di dunia.

"UMKM jadi komponen penting untuk memulihkan perekonomian dan berperan atasi bottle neck supply chain akibat tingginya tren kenaikan permintaan," katanya.

Selain itu, UMKM telah berhasil transformasi di tengan pandemi. Hal ini menjadi modal penting untuk membawa pelaku usaha naik kelas serta memulihkan perekonomian.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengatakan keberadaan UMKM dalam struktur ekonomi nasional sangat kuat.

UMKM menyumbang 99,99% dari total pangsa perusahaan atau sebanyak 65,5 juta unit, sedangkan usaha besar yang jumlahnya 5.637 unit hanya menyumbang 0,01%.

Kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja juga sangat tinggi.

Terdapat 119,6 juta tenaga kerja bekerja di sektor UMKM atau 96,92% dari total tenaga kerja, Sementara usaha besar menyerap 2,81 juta tenaga kerja atau 3,08% dari total tenaga kerja.

Kontribusi UMKM terhadap PDB juga cukup konstan. Nilai ekonomi UMKM mencapai Rp 7,034,1 triliun atau 57,1% terhadap PDB nasional. Sedangkan usaha besar berkontribusi 42,86% atau Rp 5.275,8 triliun.

Reporter: Rizky Alika