PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk akan menuntaskan pengambilalihan PT Bank Mayora pada Mei 2022. Akuisis ini sejalan dengan rencana bank pelat merah tersebut mengembangkan perbankan digital.
Hal ini sejalan dengan tren bisnis perbankan saat ini yang mulai mengembangkan bisnis digital. Tak hanya itu, BNI juga akan membawa bank digital ini menyasar pasar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Melalui strategi anorganik yakni pengambilalihan Bank Mayora yang selanjutnya ditransformasikan menajdi bank digital,” bunyi prospektus yang dirilis BNI pada Sabtu (23/1).
Bank Mayora nantinya juga akan fokus menargetkan pasar UMKM untuk mengakses layanan perbankan. BNI berharap dengan akuisisi ini, maka layanan pembiayaan makin banyak diakses oleh usaha kecil dan menengah.
“Segmen UMKM potensi yang sangat besar dan menarik untuk dikembangkan Bank Mayora dengan pemanfaatan ekosistem BNI serta penjual,” demikian keterangan dalam ringkasan tersebut.
Sementara Bank Mayora menyatakan akusisi ini akan memperkuat struktur permodalan mereka sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.03/2020. Perubahan fokus menjadi bank digital diharapkan juga dapat mendukung daya saing bisnis mereka di masa depan.
Berdasarkan laporan keuangan hingga September 2021, Bank Mayora mengantongi laba bersih tahun berjalan Rp 32,7 miliar. Angka ini meningkat berkali lipat dari periode yang sama tahun 2020 yakni Rp 9,8 miliar.
Padahal pendapatan bunga bank tersebut pada triwulan III 2021 tercatat hanya Rp 371,6 miliar, turun dari periode yang sama tahun 2020 yakni Rp 403,8 miliar. Sedangkan beban bunga Bank Mayora hingga September 2021 mencapai Rp 172 miliar, turun dari periode yang sama 2020 yakni Rp 197,7 miliar.
Adapun pendapatan bunga bersih Bank Mayora hingga sembilan bulan 2021 mencapai Rp 199,6 miliar, turun dari Rp 206,1 miliar pada kuartal III 2020. Peningkatan laba perusahaan sejalan dengan beban operasional yang berkurang.
Tercatat, beban operasional Bank Mayora pada September 2021 mencapai Rp 166,8 miliar atau turun dari Rp 196,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pos pemangkasan terbesar berada pada beban tenaga kerja yang berkurang dari Rp 102,3 miliar menjadi Rp 86,1 miliar.
Selain itu bank ini telah menyalurkan kredit senilai Rp 3,7 triliun hingga September 2021. Angka ini turun dari angka pembiayaan yang diberikan hingga triwulan III 2020 yakni Rp 4,2 triliun. Sedangkan rasio pinjaman bermasalah (NPL) Bank Mayora pada kuartal III 2021 mencapai 2,09% atau turun dari 3,52% setahun sebelumnya.