Buana Finance Raih Utang Rp 500 M dari Bank Danamon untuk Modal Kerja

Arief Kamaludin|Katadata
Bank Danamon
22/4/2022, 16.22 WIB

Perusahaan pembiayaan, PT Buana Finance Tbk (BBLD) telah memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk senilai Rp 500 miliar. Kredit tersebut akan digunakan untuk keperluan modal kerja perusahaan. 

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen Buana Finance menjelaskan, kedua perusahaan telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit pada Rabu (20/4) lalu.

Sekretaris Perusahaan Ahmad Khaetami mengatakan, fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk keperluan modal kerja perseroan, yaitu pemberian kredit consumer finance dan financial lease dan dijamin dengan piutang perseroan.

"Fasilitas term loan kepada perseroan sebesar Rp 500 miliar diberikan dengan tenor 48 bulan," kata Ahmad dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (22/4).

Sebelumnya, perseroan juga menerima fasilitas kredit dari PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) sebesar Rp 200 miliar dengan jangka waktu 48 bulan. Perjanjian tersebut ditandatangani kedua perseroan pada 18 April lalu.

Sementara itu, pada awal tahun ini perseroan juga telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit senilai Rp 100 miliar dengan Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dengan jangka waktu 36 bulan. Adapun, penggunaan dana tersebut juga untuk modal kerja perseroan.

Berdasarkan laporan keuangan perseoran hingga akhir 2021, Buana Finance mencatat mencatatkan total liabilitas sebesar Rp 2,33 triliun dengan pinjaman bank dan non bank sebesar Rp 2,19 triliun, utang dividen Rp 369 juta, dan utang lain-lain sebesar Rp 111,88 miliar.

Sementara itu, perseroan mencatat pertumbuhan laba pada tahun lalu sebesar 43,13% dari sebelumnya Rp 20,05 miliar menjadi Rp 28,70 miliar. Sedangkan, pendapatan perseroan tercatat turun menjadi Rp 549,98 miliar dari sebelumnya Rp 680,19 miliar.

Adapun, pendapatan sewa pembiayaan turun 18,03% dari sebelumnya sebesar Rp 158,55 miliar menjadi Rp 129,96 miliar di 2021. Diikuti penurunan pendapatan pembiayaan konsumen sebesar 24,3o% menjadi Rp 343,08 miliar dari sebelumnya Rp 453,22 miliar.

Selain itu, pendapatan anjak piutang juga turun drastis sebesar 85,84% dari sebelumnya Rp 1,34 miliar menjadi Rp 191 juta. Sedangkan, pendapatan bunga dan denda naik 0,72% menjadi Rp 43 miliar dari sebelumnya Rp 42,68 miliar dan pendapatan lain lain turut naik 38,39% dari sebelumnya sebesar Rp 24,38 miliar menjadi Rp 33,74 miliar di 2021.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi