Investasi bodong seperti robot trading dan binary option marak terjadi di Indonesia. Satuan tugas atau Satgas Waspada Investasi mengatakan, ada dua penyebab maraknya investasi bodong di dalam negeri.
Sejak awal tahun hingga Maret, Satgas Waspada Investasi menghentikan 19 entitas investasi ilegal robot trading ilegal dan 634 platform perdagangan berjangka komoditi tanpa izin, termasuk binary option.
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing mengatakan, salah satu persoalan penyebab maraknya investasi bodong di Tanah Air yakni lambannya pembuatan regulasi. “Regulasi selalu berada di belakang inovasi. Jadi perlu ditata,” kata dia dalam acara Pra-KTT Y20 Indonesia secara virtual, Minggu (24/4).
Persoalan lainnya yakni literasi. “Kemampuan kita untuk mendidik masyarakat sangat penting, karena masyarakat terjebak informasi yang tidak disaring,” ujar dia.
Survei Katadata Insight Center (KIC) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan, indeks literasi digital masyarakat Indonesia pada 2021 masuk kategori sedang, yakni 3,49 dari 5. Tingkat yang tertinggi yakni di bagian tengah, seperti Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Indeks tersebut berdasarkan hasil survei terhadap 10 ribu responden, yang dilakukan selama 4 - 24 Oktober 2021. Responden merupakan anggota rumah tangga berusia 13 - 70 tahun dan mengakses internet tiga bulan terakhir. Tingkat toleransi kesalahan (margin of error) 0,98%.
“Dari dua permasalahan itu (regulasi dan literasi) muncul penawaran investasi ilegal. Contoh maraknya robot trading, binary option, kripto, yang cenderung money game,” kata Tongam.
“Teknologi keuangan digital saat ini harus diselaraskan dengan regulasi dan mendorong literasi,” tambah dia.
Akses internet juga menjadi tantangan dalam mendorong adopsi layanan keuangan digital. Survei Y20 Indonesia dan Cint menunjukkan, 61% anak muda di G20 kesulitan mengakses internet, termasuk koneksi yang tidak stabil dan lambat.
Hari pertama Pra-KTT Y20 kemarin (23/4) pun mengangkat tema ‘Reaping the Benefits of Digital Transformation: Raising Youth Digital Financial Awareness’. Forum ini menyoroti kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesadaran keuangan digital di kalangan generasi muda.
“Kemajuan teknologi digital berdampak pada generasi muda. Tetapi sejumlah kerangka kerja publik masih ambigu. Intervensi pemerintah khususnya di negara G20 perlu menjadi contoh," kata Co-Chair Y20 Indonesia 2022 Budy Sugandi dalam keterangan pers, Sabtu malam (23/4).
"Suara anak muda adalah suara masa kini dan masa depan. Apa yang kita hasilkan hari ini dan esok tidak hanya mewakilkan suara anak muda di Indonesia atau di negara G20, tetapi anak muda di seluruh dunia," tambah dia.
Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, literasi layanan keuangan digital di kalangan milenial masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Jika tidak diimbangi peningkatan literasi, maraknya perkembangan layanan keuangan digital justru akan berdampak negatif.
Oleh karena itu, Kemenpora berfokus mendorong generasi muda meningkatkan rasa ingin tahu dan minat baca mengenai keuangan digital.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.