Bank Indonesia memastikan penerbitan mata uang digital bank sentral (CBDC) atau rupiah digital tak akan menghilangkan peredaran uang fisik, baik kertas maupun koin. Penerbitan uang digital saat masih dalam tahap pengembangan.
Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Ryan Rizaldy mengilustrasikan rupiah digital layaknya produk e-money yang sudah berkembang pesat, tak akan menggantikan uang konvensional.
"Jadi tidak untuk menghilangkan tapi untuk menambah," kata Ryan kepada wartawan di Nusa Dua, Bali, Selasa (12/7).
Ia mengatakan, BI akan tetap mempertahankan eksistensi uang fisik untuk memberi banyak pilihan alat transaksi bagi masyarakat. Sementara rupiah digital hanya berperan untuk memperkaya pilihan-pilihan tersebut.
Menurut dia, pilihan alat transaksi yang semakin banyak diharapkan bisa membuat masyarakat Indonesia lebih resilien. "Reslien itu maksudnya mereka bisa bertransaksi dalam berbagai macam situasi," kata dia.
Dia belum memberikan penjelasan lebih perinci terkait konsep mata uang digital yang akan diluncurkan nantinya. Rencana paling dekat, BI akan meluncurkan white paper untuk rupiah digital ini sebelum akhir tahun dan diikuti consultative paper pada awal tahun depan.
Ia menjelaskan, mata uang digital resmi bank sentral nantinya akan memiliki perbedaan dengan uang elektronik. Perbedaan terutama pada kredibilitas lembaga penerbitnya. Rupiah digital resmi diterbitkan oleh bank sentral yang sejak beberapa tahun lalu memang menjadi lembaga penerbitan uang.
"Paling penting itu fitur kalau diterbitkan oleh bank sentral adalah bank sentral itu lembaga keuangan yang memang kredibilitas atau risiko kreditnya lebih rendah, sehingga tentunya ada trust," kata Ryan.
Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya juga sempat menyebut kemunculan mata uang digital tak serta merta menghilangkan uang konvensional. Meski demikian, keberadaan tentu akan memberi daya tarik bagi masyarakat karena menawarkan sejumlah kemudahan.
"Saya rasa kita tidak akan tiba di dunia yang hanya punya CBDC," kata Division Chief Monetary and Capital Markets Department IMF, Tommaso Mancini Griffoli dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022, Selasa (12/7/2022).