HSBC berkomitmen menyediakan dana senilai US$ 1 triliun untuk mendanai proyek pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara. Termasuk mendorong perubahan menuju transisi ekonomi rendah karbon di Indonesia.
President Director PT Bank HSBC Indonesia Francois de Maricourt mengatakan, hal ini merupakan bagian dari inisiatif perusahaan dalam mendukung kebijakan pemerintah Indonesia dalam menangani perubahan iklim. Salah satunya dengan peluncuran Country Platform Energy Transition Mechanism (ETM) bersama Asian Development Bank (ADB) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) pada Juli 2022 lalu.
"HSBC sangat mendukung inisiatif (ETM) ini, dan memiliki komitmen untuk menyediakan keuangan US$ 1 triliun, dan kami juga berkomitmen untuk mendanai proyek berkelanjutan di kawasan," ujar Francois dalam acara HSBC Summit 2022: Powering the Transition to Net Zero yang berlangsung di Jakarta, Rabu (14/9).
Dalam pidatonya, Francois juga menyarankan pemerintah untuk mempercepat alokasi modal untuk mengakselerasi transisi ekonomi rendah karbon. Menurut dia, Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) tidak bisa memenuhi persyaratan dalam memenuhi Nationally Determined Contribution (NDC).
"Jika ingin mengakselerasi transisi, alokasi modalnya harus dipercepat. Indonesia membutuhkan dana lebih dari US$ 300 miliar untuk implementasi aksi dalam peta jalan NDC," katanya.
Sebagai informasi, NDC merupakan komitmen nasional setiap negara terhadap penanganan perubahan iklim global sesuai Persetujuan Paris.
Maka itu, menurut dia, pemerintah membutuhkan mitra untuk memenuhi kebutuhan keuangan, baik pihak publik maupun swasta, serta aliansi keuangan global, seperti Glasgow Financial Alliance for Net Zero.
"Transisi keuangan harus dilakukan oleh pemerintah, difasilitasi oleh bank, dan diadopsi oleh perusahaan berkembang, besar dan kecil," ujarnya.
Sebagai bank global, Francois mengatakan, HSBC memiliki akar yang mendalam di Asia dan memiliki kehadiran historis di Indonesia. HSBC berkomitmen mendukung para nasabah untuk beralih ke energi yang lebih bersih.
Perusahaan juga bekerja sama dengan regulator dan para pelaku industri dalam kelompok kerja dan aliansi untuk membantu mendukung transisi keuangan dan pembangunan berkelanjutan dengan transisi yang adil.
"Kami senang menyaksikan transisi energi telah menjadi salah satu prioritas Presidensi Indonesia di G20," tuturnya.
Dia menambahkan, saat ini dunia berada dalam titik krusial memerangi perubahan iklim dan transisi menuju ekonomi rendah karbon. Asia Tenggara, termasuk Indonesia adalah salah satu kawasan yang paling berisiko terkait dampak perubahan iklim.
"Menurut ADB, jika ini terus dibiarkan, perubahan iklim dapat memangkas 11% PDB (Produk Domestik Bruto) Asia Tenggara di akhir abad ini, dan ini memiliki dampak yang besar bagi pemerintah," katanya.
Maka itu, HSBC berkomitmen untuk memainkan peran sentral dalam rencana transisi indonesia.