Bunga BI Sudah Naik 0,75%, Apakah Bunga Deposito Segera Menyusul?

Agung Samosir|KATADATA
Ilustrasi. Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan hingga 0,75% pada tahun ini.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
22/9/2022, 16.45 WIB

Bank Indonesia melihat kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral sebesar 50 bps pada hari ini tak akan langsung berdampak signifikan terhadap bunga kredit dan simpanan bank. Likuiditas perbankan masih yang melimpah menjadi penyebabnya. 

Kenaikan suku bunga bulan ini merupakan yang kedua, BI sudah menaikkan suku bunga bulan sebelumnya sebesar 25 bps sehingga total kenaikan sudah mencapai 0,75%.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyebut, transmisi suku bunga acuan ke bunga dana biasanya membutuhkan waktu satu kuartal atau 3 bulan, sedangkan ke suku bunga kredit membutuhkan dua kuartal atau enam bulan. Perhitungan transmisi suku bunga kebijakan tersebut jika dilakukan dalam kondisi normal.  

"Ini tentu kami akan lihat dampaknya, tapi tentu dengan kondisi saat ini di mana likuiditas banyak, kami perkirakan bahwa pengaruhnya ke perbankan tidak akan terlalu signifikan," ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Kamis (22/9).

BI telah menaikan suku bunga 25 bps pada bulan lalu. Destry menyebut, pergerakan suku bunga perbankan baik kredit maupun dana simpanan justru turun setelah kenaikan bunga acuan tersebut. Rata-rata suku bunga kredit turun 48 bps menjadi 8,94%, sementara suku bunga  dana simpanan sebesar 44 bps menjaid 2,9%.

Berdasarkan pemantauan BI, kondisi likuiditas perbankan masih belum normal sehingga transmisinya terhadap kenaikan suku bunga perbankan belum terlihat. Likuiditas perbankan masih ample alias cukup banyak.

Bank sentral sebelumnya telah mengeluarkan senjata untuk menarik likuiditas yang melimpah di perbankan lewat kenaikan rasio giro wajib minimum (GWM) sejak 1 Maret hingga 15 September. Selama periode tersebut, likuiditas perbankan sudah terserap sekitar Rp 269,3 trilin.

Namun demikian, penyerapan likuiditas tersebut tidak mengurangi kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha maupun partisipasi dalam pembelian surat berharga negara (SBN) untuk pembiayaan APBN. Pada Agustus 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 26,52%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, kenaikan suku bunga kredit dan simpanan perbankan akan lebih lambat dibandingkan kondisi normal sebelum pandemi karena likuiditas masih melimpah. 

"Memang tentu saja biasanya kalau kenaikan bunga acuan BI akan berdampaknya pada suku bunga dana dulu baru ke suku bunga kredit. Namun kita tengarai elastisitasnya lebih rendah dibandingkan sebelum Covid-19," kata Perry. 

Adapun berdasarkan pemantauan Katadata.co,id, suku bunga deposito pada bank-bank besar belum banyak bergerak. Kenaikan bunga deposito tak dilakukan PT Bank Central Asia Tbk yang masih mematok bunga deposito terendah, yakni sebesar 1,9%. Bunga deposito ini berlaku untuk tenor dan nominal simpanan berapa pun.

Kondisi tak jauh berbeda juga diterapkan oleh bank-bank BUMN yang masih mematok bunga deposito sama seperti bulan lalu. PT Bank Mandiri Tbk masih mematok bunga deposito berkisar 2,25% hingga 2,5%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 2% hingga 2,85%.  PT Bank Negara Indonesia Tbk 2,25% hingga 2,5%, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk 2,35% hingga 2,75%.

Reporter: Abdul Azis Said