PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meyakini perusahaan akan tetap mampu mencapai target pertumbuhan kredit yang ditetapkan pada tahun ini, yakni sebesar 11%. Perbankan pelat merah ini membidik sektor-sektor prospektif di antaranya, telekomunikasi dan jasa kesehatan.
Optimisme tersebut disampaikan meski Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basispoin (bps) pada Kamis (22/9) kemarin.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, meski suku bunga naik, pertumbuhan kredit masih akan kuat seiring dengan pemulihan kondisi perekonomian domestik. Upaya mencapai target pertumbuhan kredit tentunya dilakukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian.
"Ke depannya, kami memperkirakan pertumbuhan kredit untuk tahun ini masih akan kuat dan dapat mencapai 9,9% yoy di akhir tahun, sejalan momentum pemulihan ekonomi," ujar Rudi kepada Katadata.co.id, dikutip Jumat (23/9).
Menurut dia, pertumbuhan kredit industri telah menunjukkan pemulihan sejak awal 2022, di mana hingga Agustus 2022, kredit perbankan nasional telah tumbuh 10,62% secara tahunan atau year on year (YoY). Hal ini ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada mayoritas sektor ekonomi.
Dalam kesempatan yang sama, Rudi memproyeksi bank-bank akan membutuhkan waktu penyesuaian suku bunga simpanan dan kredit dalam kurun waktu tiga sampai enam bulan ke depan. Hal ini menanggapi kenaikan suku bunga oleh BI sebesar 50 bps kemarin.
Menurut Rudi, penyesuaian suku bunga acuan ke dalam bunga kredit akan sangat bergantung kepada kualitas kredit di masing-masing bank. Dengan demikian, penyesuaian tidak akan menimbulkan potensi kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) ke depannya.
"Selain itu, kondisi lain yang menjadi pertimbangan antara lain, likuiditas pasar dan struktur cost of fund (biaya dana) untuk suku bunga dana," kata Rudi kepada Katadata.co.id, Kamis (22/9).
Ke depannya, lanjut dia, Bank Mandiri akan terus memantau perkembangan suku bunga acuan, posisi likuiditas, dan kompetisi di pasar, agar tingkat suku bunga yang diberikan perusahaan ke nasabah tetap kompetitif.
Dari sisi industri, Bank Mandiri menilai kondisi perbankan Indonesia saat ini cukup baik, dengan tingkat pemodalan yang cukup kuat dan kondisi likuiditas yang terjaga dengan baik. Pertumbuhan kredit juga terus terakselerasi sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Di sisi lain, tambah Rudi, kualitas aset juga terus membaik sejalan dengan pemulihan di berbagai sektor industri. Adanya potensi risiko inflasi dan kenaikan suku bunga juga sudah diperhitungkan oleh masing-masing bank dalam penyusunan stress test.