Ajaib Tak Janjikan Tambah Modal dan Serap Saham Baru Bank Bumi Arta

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (11/2/2021).
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
5/10/2022, 13.03 WIB

PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) berencana menerbitkan 1,38 miliar saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dengan nominal Rp 100 per saham, pada November 2022.

Berdasarkan prospektus perusahaan, tiga pemegang saham utama menyatakan komitmennya untuk menambah modal denga menyerap saham baru tersebut sesuai porsi hak yang dimilikinya. Namun, pemegang saham pengendali, PT Takjub Finansial Teknologi (Ajaib) belum memberi keterangan apapun. 

Ketiga pemegang saham yang akan menyerap saham baru antara lain, PT Surya Husada Investment (SHI) dengan kepemilikan 25,45% saham, PT Dana Graha Agung (DGA) dengan kepemilikan 15,27% saham. Terakhir, PT Budiman Kencana Lestari (BKL) dengan kepemilikan 10,18% saham.

Secara akumulasi, BNBA sudah mendapatkan kepastian penyerapan dengan porsi 50,9% dari total right issue yang akan diselenggarakan.

Sementara itu, Ajaib yang menggenggam 40% saham Bank Bumi Arta belum menyatakan komitmennya untuk menambah modal dan menyerap saham baru perusahaan. Jika tak menggunakan haknya, maka persentase kepemilikan saham Ajaib terancam berkurang.

"Dalam hal terdapat pemegang saham perusahaan yang tidak melaksanakan hak yang dimilikinya secara penuh, maka pemegang saham tersebut akan mengalami dilusi," ujar manajemen Bank Bumi Arta dalam prospektus yang dirilis Selasa (4/10).

Sebagai informasi, Pada April 2022, Ajaib membeli 16% atau sebanyak 443,52 juta saham BNBA. Sebelumnya, Ajaib sudah memiliki 665,28 juta saham atau setara 24% saham BNBA. Dengan demikian, saat ini jumlah saham BNBA yang dimiliki Ajaib menjadi 1,10 miliar saham atau setara 40% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan nilai transaksi mencapai Rp 596,53 miliar.

Right issue ini dilakukan perseroan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan dan memenuhi ketentuan modal inti minimum untuk 2022 yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/2020, yakni lebih dari Rp 3 triliun. 

Dana yang diperoleh dari hasil penerbitan saham baru akan digunakan untuk tambahan modal kerja, investasi pada infrastruktur teknologi informasi, dan sumber daya manusia, serta ekspansi usaha.

Berdasarkan jadwalnya,pernyataan pendaftaran efektif pada 7 November, sedangkan distribusi rights issue dijadwalkan berlangsung pada 18 November, dan pencatatan saham baru di BEI pada 21 November.

Selanjutnya, periode perdagangan dan pelaksanaan right issue perseroan akan dimulai pada 21 November hingga 25 November 2022.

Reporter: Zahwa Madjid