Tak Lagi Rugi, Bank Jago (ARTO) Raup Laba Bersih Rp 41 M Kuartal III

Katadata
PT Bank Jago Tbk. meluncurkan aplikasi perbankan digital yang dilengkapi sejumlah fitur berteknologi, Kamis (15/4).
21/10/2022, 07.35 WIB

PT Bank Jago Tbk (ARTO) membukukan perolehan laba bersih Rp 41 miliar pada kuartal III/2022. Angka tersebut berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya dimana tercatat rugi.

Secara keseluruhan aset Bank Jago per September 2022 mencapai Rp 15,82 triliun. Nilai ini tumbuh 44,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Hingga September 2022 kami berada pada jalur yang tepat menuju pertumbuhan yang solid. Di sisi lain kami tetap mencermati perkembangan ekonomi global dan dalam negeri," kata Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar dalam keterangan resmi, Jumat (21/10).

Berdasarkan laporan keuangan, hingga akhir September 2022, rasio likuiditas atau loan to deposits ratio (LDR) Bank Jago tercatat pada 112%. Sementara pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) berada pada 10,5%. Serta rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 97%. 

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) terutama pada produk tabungan dan giro (CASA) meningkat 422% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 5,14 triliun. Sedangkan deposito tumbuh 38% menjadi Rp 2,14 triliun. Adapun, rasio CASA terhadap total DPK mencapai 71%. Secara keseluruhan DPK yang dihimpun hingga kuartal III mencapai Rp 7,28 triliun atau tumbuh 186% secara yoy.

Kharim juga menjelaskan, saat ini Bank Jago mencatatkan beban bunga dan beban syariah rendah. Adapun total beban Rp 101 miliar per kuartal III atau naik 166% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago tumbuh lebih tinggi meningkat 205% menjadi Rp1,08 triliun. 

Masih berdasar laporan keuangan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tercatat Rp 984 miliar atau tumbuh 210% yoy. Kharim mengatakan pendapatan bunga dan pendapatan syariah didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 119% menjadi Rp 8,16 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,73 triliun.

“Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tinggi ditopang oleh kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending),” ujar Kharim. 

Selain itu ia mengatakan, berbagai kolaborasi baru yang dilakukan Bank Jago sejak awal tahun telah mendorong kenaikan jumlah nasabah. Hingga akhir September 2022 jumlah nasabah funding Bank Jago mencapai 4,2 juta. Jumlah ini tumbuh tiga kali lipat dalam sembilan bulan, dibandingkan akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah.

Sepanjang tahun Bank Jago juga melakukan sejumlah kolaborasi baru. Terakhir, Bank Jago  meningkatkan kolaborasi dengan Grup GoTo dengan memberikan pendanaan pada produk GoPayLater Cicil. Ini merupakan produk pinjaman digital terbaru dari Tokopedia. 

Selain itu, Bank Jago juga memperdalam kolaborasi bersama GoTo Financial dengan  mengintegrasikan layanannya ke dalam aplikasi GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Kedua kolaborasi ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan Gojek dan GoTo Financial yang dimulai sejak 2021 lalu.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail