Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN Syariah mencatatkan laba bersih Rp 235,27 miliar pada kuartal III 2022, atau melonjak 66% dari capaian laba bersih periode yang sama tahun lalu, Rp 141,74 miliar.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, capaian kinerja keuangan BTN Syariah yang positif didukung pertumbuhan bisnis yang stabil.
"Pada kuartal III/2022, pembiayaan syariah tercatat tumbuh 11% menjadi Rp 30,35 triliun dibandingkan akhir September 2021 sebesar Rp27,35 triliun," ujar Haru dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Keuangan BTN Kuartal III 2022, Kamis (27/10).
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), BTN Syariah menghimpun dana sebesar Rp 31,05 triliun, atau tumbuh 11,2% dibandingkan penghimpunan DPK periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 27,92 triliun.
Dengan capaian tersebut, aset BTN Syariah tercatat tumbuh 13,07% menjadi Rp 41,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 36,51 triliun.
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memastikan proses penggabungan usaha antara perusahaan dengan BTN Syariah sedang berlangsung. Aksi korporasi ini akan menaikkan posisi BSI sebagai bank terbesar ke-6, menggeser PT Bank CIMB Niaga Tbk berdasarkan aset.
“Integrasi UUS BTN dan BSI ini akan sepenuhnya tunduk pada peraturan yang berlaku dari regulasi dan Undang-Undang di negara kita, rekomendasi, arahan dari pemegang saham,” kata Sekretaris Perusahaan BSI Gunawan Arief Hartoyo dalam konferensi pers, Jumat (23/09).
Sejauh ini, menurut Gunawan, proses integrasi berjalan lancar tanpa hambatan. Gunawan juga mengatakan, pihaknya berharap proses integrasi yang sedang berjalan tidak mengalami hambatan.
Integrasi emiten berkode saham BRIS ini dan UUS BTN dinilai akan memperkuat posisi bank syariah milik negara dalam memajukan ekosistem halal nasional. BSI saat ini menempati posisi ketujuh dari sisi aset, di bawah CIMB Niaga.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada semester I 2022, BSI mencatatkan total aset mencapai Rp 277,34 triliun, sedangkan UUS BTN memiliki total aset Rp 40,35 triliun. Total aset keduanya jika digabungkan mencapai Rp 317,69 triliun, melampaui CIMB Niaga yang mencapai Rp 310,98 triliun.
Direktur Utama BSI Hery Gunadi sebelumnya berharap BSI dapat masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar di dunia. "BSI itu kalo dihitung saat ini berada di nomor 14 di dunia. Mimpinya di tahun 2025 akan bisa masuk menjadi salah satu dalam 10 besar bank syariah global, itu visi kami," kata Hery.
BSI merupakan hasil penggabungan usaha atau merger dari tiga bank syariah milik Himpunan Bank Negara (Himbara). Ketiga bank yang dimaksud antara lain, PT BRI Syariah, PT Bank Mandiri Syariah, dan PT BNI Syariah.