SMF Telah Salurkan Dana KPR FLPP Sebesar Rp12,55 Triliun

Katadata
Direktur Keuangan dan Operasional SMF Bonai Subiakto, Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo, dan Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan Heliantopo dalam acara media gathering PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) di Banyuwangi, Jumat, 4 November 2022.
4/11/2022, 15.18 WIB

PT Sarana Multigriya Finansial atau SMF berhasil menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau KPR FLPP sebesar Rp12,55 triliun sejak 2018 hingga September 2022. Sementara nominal penyaluran sejak Januari-September 2022, nominal penyaluran FLPP sebesar Rp3,52 triliun. 

Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, mengatakan bahwa  hal tersebut merupakan wujud dari kehadiran negara untuk mendukung pemilikan rumah bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. Adapun dana yang dialirkan untuk KPR subsidi ini berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN.

“SMF akan terus berperan serta membantu pemerintah dalam memaksimalkan pemanfaatan APBN untuk penyediaan akses ke perumahan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia melalui program KPR FLPP serta program pembiayaan sekunder perumahan berkelanjutan lainnya,” kata Ananta dalam Media Gathering SMF di Banyuwangi,  Jum’at (4/11).

Sementara penyaluran FLPP sejak Januari-September 2022  sebesar Rp 3,52 triliun. Dana tersebut digunakan untuk membangun sebanyak 154.010 unit. Jumlah ini setara dengan 77% dari target pemenuhan kebutuhan 200.000 unit rumah FLPP Pemerintah tahun 2022.

Pemenuhan kebutuhan KPR FLPP ini meningkat dari tahun 2021 yaitu 157.500 unit. Hal ini menjadi salah satu tren positif industri perumahan di tengah ketidak pastian kondisi ekonomi saat ini.

KPR FLPP merupakan program yang memberikan akses pemilikan rumah murah bagi MBR yang memiliki skema memiliki angsuran tetap selama 20 tahun. Sejak tahun 2010 hingga September 2022, Program FLPP telah berhasil mendukung pemilikan rumah sebanyak 1,1 juta unit rumah yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia.

Adapun tahun ini, Pemerintah telah menyediakan dana sebesar Rp30 triliun untuk menyediakan akses ke perumahan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia melalui program tersebut.

Dana Rp 30 triliun tersebut bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp21,1 triliun yang diberikan kepada Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat atau BP Tapera sebesar Rp19,1 triliun dan kepada  SMF sebesar Rp2 triliun. Adapun sisa dananya diperoleh dari penerbitan surat utang yang dilakukan oleh SMF.

Direktur SMF Bonai Subiakto mengatakan, program ini berperan penting sebagai alat fiskal Kementerian Keuangan dalam meringankan beban fiskal pemerintah. Ini dilaksanakan dengan membiayai porsi 25% pendanaan KPR FLPP.

“SMF bersinergi dengan BP Tapera dalam menyediakan dana KPR FLPP. Kemudian dana itu disalurkan kepada masyarakat melalui bank penyalur” kata Bonai.

Berdasarkan laporan Rumah123.com ditemukan bahwa semakin banyak ornag yang membeli rumah bekas. Rumah123.com mengukur volume pasokan rumah bekas yang dijual melalui Resale Supply Index (RSI).

RSI dikalkulasikan berdasar basis data penjualan rumah di situs lokapasar properti 99.co dan Rumah123.com, dengan menggunakan dasar perhitungan Januari 2020 = 100 poin.

Hasilnya, Rumah123.com menemukan indeks pasokan rumah bekas yang dijual di Indonesia terus naik hingga berada di level 132 poin pada Agustus 2022. Ini merupakan level tertinggi dalam setahun terakhir, seperti terlihat pada grafik.

"Secara year-on-year, volume suplai lebih tinggi 36,1% dari Agustus 2021," jelas Rumah123.com dalam laporannya.

Reporter: Vika Azkiya Dihni