BRI Siapkan Cadangan Rp 29,9 T Jika Restrukturisasi Tak Diperpanjang

Katadata
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
16/11/2022, 17.30 WIB

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyampaikan telah menyiapkan langkah antisipasi dengan menyiapkan pencadangan yang cukup jika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak memperpanjang kebijakan restrukturisasi kredit yang bakal berakhir pada Maret 2023 mendatang. 

Direktur Manajemen Risiko Agus Sudiarto menjelaskan, perusahaan terus mencatatkan penurunan kredit yang berisiko atau loan at risk (LAR) dan rasio kredit bermasalah atau non performing loan/ (NPL). 

Tercatat, posisi LAR BRI menurun jadi 19,3% di September 2022. Seiring dengan penurunan LAR, restrukturisasi kredit bagi debitur yang terdampak Covid 19 juga menurun jadi Rp 116,45 triliun di kuartal III tahun ini.

"Ini sudah jauh menurun lebih dari 50% atau 54,5% dibanding posisi restrukturisasi Covid tertinggi kita di September 2021 sebesar Rp 256,37 triliun," katanya, dalam paparan kinerja, Rabu (16/11).

Agus membeberkan, pencadangan LAR saat ini 44,9%. Angka tersebut naik dari sebelumnya 33,35% pada September 2021. Sementara, untuk memitigasi dampak restrukturisasi debitur yang masih terdampak Covid-19, perseroan telah menyiapkan cadangan kerugian pengganti nilai (CKPN) sebesar Rp 29,95 triliun.

"Bank sudah siap jika relaksasi POJK-nya tidak diteruskan di bulan Maret 2023 nanti," tegasnya.

Direktur Utama BRI, Sunarso, menyampaikan total kredit yang direstrukturisasi Rp 256 triliun. Sedangkan yang statusnya masih restrukturisasi senilai Rp 116 triliun. Mayoritas sisa jumlah nya bisa membayar kewajibannya sesuai ketentuan perseroan. Bahkan, perseroan mengakui banyak debitur yang sudah melunasi.

Kendati demikian, kredit yang tidak bisa diselamatkan yaitu kurang dari 10%. Menurutnya, pencadangan 25,7% sangat cukup untuk antisipasi jika ada perburukan kredit.

Adapun, rasio kredit bermasalah atau non performing loan/NPL BRI secara konsolidasian berada di level 3,09%. Perseroan juga menyiapkan pencadangan yang cukup sebagai langkah antisipatif. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 278,79%. Angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir kuartal III tahun lalu yang sebesar 252,86%.

Kemampuan BRI dalam menjaga kualitas aset juga tercermin dari terus menurunnya tren Loan at Risk (LAR). Hingga akhir kuartal III 2022 tercatat LAR BRI sebesar 19,28%, turun dibandingkan dengan LAR pada kuartal III 2021 sebesar 25,62%. Kemudian, LDR bank secara konsolidasian terjaga di level 88,51% dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,14%.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail