Emiten perbankan BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) catatkan setoran dividen dan pajak hingga Rp 136,5 triliun dalam lima tahun terakhir sejak 2018.
Sehingga secara total kontribusi BRI dalam lima tahun terakhir terhadap penerimaan negara telah mencapai Rp 136,53 triliun sampai dengan Desember 2022. Nilai ini terdiri dari dividen yang dibayarkan ke pemerintah sebesar Rp 49,4 triliun, PPh Badan yang dibayarkan ke pemerintah sebesar Rp 47,8 triliun, PPh Potongan/Pungutan maupun PPN Bea & Materai sebesar 39,30 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa BRI sebagai BUMN yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah, berkewajiban untuk menyetorkan laba ke negara. “Setoran tersebut berbentuk dividen dan pajak yang mana pada akhirnya juga kembali ke rakyat,” kata Sunarso dalam keterangan resminya, Selasa (7/2).
Secara rinci, jumlah dividen dan pajak yang disetorkan kepada negara sebesar Rp 24,2 triliun pada 2018, kemudian naik menjadi Rp 26,5 triliun pada 2019.
Adapun berturut-turut pada tahun 2020 dan 2021 sebesar Rp 28,3 triliun dan Rp 27,09 triliun. Per September 2022, jumlah dividen dan pajak yang disetorkan oleh BRI sebesar Rp 30, triliun.
Sunarso optimistis, kontribusi yang ditorehkan BBRI melalui kinerja keuangan yang positif dan terus tumbuh tersebut dapat meningkatkan kontribusi untuk memajukan ekonomi Indonesia.
Untuk diketahui, pada awal 2023 perseroan melakukan aksi korporasi di pasar modal melalui pembagian dividen interim saham BBRI sebesar Rp 8,63 triliun atau Rp 57 per lembar saham.
Dari total nilai tersebut, dividen interim sebesar Rp4,59 triliun disetorkan kepada pemerintah dan selebihnya sebesar kurang lebih Rp 4,04 triliun dibagikan kepada publik.
Pada perdagangan Selasa ini (7/2), harga saham BRI naik 0,84% ke level Rp 4.780 per saham. Dalam satu tahun terakhir saham BBRI sudah meningkat 13,1%. Sedangkan, nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 718,3 triliun.