Kalangan pelaku industri perbankan Tanah Air mulai merespons usulan kebijakan pemberian bunga kredit 0% bagi pelaku usaha mikro. Kementerian BUMN bersama Bank Indonesia (BI) disebut sedang mendiskusikan lebih lanjut peraturan ini.

Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia Taswin Zakaria berpendapat, rencana untuk merealisasikan bunga kredit 0% sangat mungkin dilakukan oleh perbankan. Apalagi, jika rencana ini didasari sebagai bentuk dukungan kepada pelaku UMKM.

"Saya pikir mungkin saja kalau pemerintah mau memberikan dukungan yang begitu besar kepada UMKM mikro supaya tumbuh besar," katanya saat ditemui wartawan di Hotel St. Regis, dikutip Rabu (28/2).

Apalagi saat ini, katanya, sudah ada banyak subsidi dari pemerintah untuk menjadi penggerak ekonomi UMKM. "Mungkin kalau memang untuk menggerakan lagi, bunga kredit 0% ini sah," katanya.

Namun begitu, dirinya belum mengetahui tentang faktor sisi risiko dari bunga kredit 0% yang dicanangkan oleh pemerintah. Selain itu juga, skema mengenai kredit 0% juga menjadi landasan sebagai penilaian untuk mengetahui faktor risiko.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya sedang membentuk tim bersama dengan Bank Indonesia (BI) untuk merealisasikan kredit mikro dengan bunga 0%.

"Kemarin di komisi VI ditanya bagaimana cara menekan bunga untuk UMKM lebih murah, tentu apa yang sudah bicarakan ini bagaimana BI bisa memberikan dana murah himbara dengan bunga 0%, itu statement saya," katanya, Selasa (28/2).

Dia mengatakan jika BI memberikan bunga 0% dari Himbara, UMKM dapat tumbuh beberapa persen. Namun, lanjut Erick, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memiliki program yaitu kredit dengan bunga intinya 3%.

Erick mengatakan, saat ini sedang membentuk tim yang terdiri dari dua orang perwakilan dari BI dan dua orang wakil menteri BUMN. "Saya bentuk tim dari BI ada dua orang, dua wakil menteri saya," katanya.

Sebelumnya Erick mengusulkan bunga pinjaman 0% bagi pelaku usaha mikro. “Upaya untuk penurunan bunga pinjaman bagi pelaku usaha ultra mikro, kita mengusulkan tentu ekstrem yakni bunga nol persen,” kata Erick dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR, Senin (13/2).

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail