Manfaat Holding Ultra Mikro (UMi) makin dirasakan oleh nasabah. UMi membuat pelaku usaha ultramikro terbantu dalam memperkuat kapasitas dan produktivitas usaha.
Holding UMi berdiri sejak September 2021. UMi merupakan gabungan dari tiga perusahaan, yakni PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebagai induknya. Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, mengatakan Holding UMi menawarkan berbagai solusi yang terintegrasi.
“Dengan membuka layanan seluas-luasnya dari ketiga entitas dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi ekosistem ultramikro. Hal ini tentu dirasakan oleh pelaku usaha UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), termasuk ultramikro di dalamnya,” ujar Catur dalam siaran pers, dikutip Kamis (2/3).
Badriah, penjual seblak, merasakan manfaat UMi. UMi memudahkannya dalam mendapatkan modal usaha. Dia mengakui, mencari pinjaman modal usaha tidaklah mudah. “Akhirnya saya ikut PNM Mekaar sehingga bisa memulai usaha. Saat usaha saya meningkat dan membutuhkan tambahan modal, saya dapat terbantu dengan pinjaman BRI,” kata Badriah.
Ada pula Yuli yang membuka warung makan. Ia merasakan betul kemudahan dalam mengakses pinjaman untuk pengembangan usaha. Selain itu, Yuli juga merasakan pemberdayaan melalui Pertemuan Kelompok Mekaar. Pertemuan itu meningkatkan literasi digital dan kemampuannya dalam berbisnis daring.
“Terima kasih kepada PNM Mekaar yang telah memberikan saya pinjaman modal untuk membantu mengembangkan bisnis saya secara online. Dan, telah menyarankan untuk menabung di BRI atas keuntungan bisnis yang saya peroleh,” ucap Yuli.
Yanti, yang juga menjadi nasabah Holding UMi, merasakan manfaat serupa. Selaku pemilik rumah makan khas Minang, Yanti menikmati manfaat produk Pegadaian dan BRI.
“Saya sudah lama menabung Tabungan Emas Pegadaian. Untuk modal usaha warung, saya mendapatkan fasilitas dari pinjaman BRI, sehingga Tabungan Emas saya masih tetap bisa saya simpan,” tuturnya.
Elsa, nasabah Holding UMi yang lain, menyebut pencairan dana secara nontunai lebih menghemat waktu dan aman. “Kalau pakai transfer kita bisa tinggal tunggu di rumah dan uang tidak tercecer. Jadi saya lebih memilih untuk nontunai,” ungkapnya.
Tingkatkan Kinerja Pegadaian dan PNM
Sinergi Holding UMi yang diinisiasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara membuat Pegadaian berhasil menumbuhkan outstanding pinjaman, dari Rp52,4 triliun per Desember 2021 menjadi Rp59,1 triliun per Desember 2022. Angka itu tumbuh 12,7 persen.
Efisiensi juga dilakukan dengan penurunan cost of fund (CoF) Pegadaian, dari 6 persen pada 2021 menjadi 4,9 persen pada 2022. Kemudian, jumlah nasabah pinjaman Pegadaian meningkat, dari 6,6 juta nasabah pada 2021 menjadi 7 juta nasabah pada 2022. Capaian tersebut tercatat tumbuh 6,2 persen secara tahunan.
Sementara itu, PNM berhasil menumbuhkan outstanding loan sebesar 23,4 persen secara tahunan, atau sebesar Rp42,6 triliun pada 2022. Tahun 2021, PNM mencatat outstanding loan senilai Rp34,5 triliun. CoF PNM pun turun, dari 8,6 persen per Desember 2021 menjadi 7,4 persen per Desember 2022.
Pertumbuhan nasabah pinjaman PNM juga meningkat 25,1 persen secara tahunan, dari 11,2 juta nasabah pada 2021 menjadi 14 juta nasabah pada 2022.
Dengan masuknya Pegadaian dan PNM ke dalam naungan BRI Group, kontribusi pertumbuhan komposisi pembiayaan BRI jadi meningkat. Khususnya, komposisi pembiayaan pada segmen mikro, yang di dalamnya termasuk ultramikro.
Tercatat, BRI Group mampu mendorong pertumbuhan pinjaman segmen mikro, dari Rp483,9 triliun pada 2021 menjadi Rp551,3 triliun pada 2022. Angka tersebut naik 13,9 persen secara tahunan.
Dengan kinerja keuangan yang tumbuh positif, Catur menegaskan Holding UMi telah mampu memenuhi ekspektasi pemerintah. “Hal ini membuktikan bahwa Holding Ultra Mikro turut mendorong penerapan nilai sosial dalam pemberdayaan masyarakat, inklusi keuangan, pemerataan ekonomi, dan penyebaran pengetahuan mengenai perbankan,” pungkasnya.