Emiten bank BUMN, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) membagikan dividen senilai Rp 609 miliar untuk tahun buku 2022. Dividen yang diberikan setara 20% dari raihan laba BTN tahun 2022.
“RUPST Bank BTN memutuskan penggunaan laba bersih tahun buku 2022 akan dipergunakan sebesar 20% dibagikan sebagai dividen dan sebesar 80% ditetapkan sebagai laba ditahan,” kata Direktur Utama Bank BTN yang baru, Nixon L.P. Napitupulu dalam konferensi pers RUPST Bank BTN di Jakarta, Kamis (16/3).
Sebagaimana diketahui, BTN membukukan kenaikan laba bersih 28,15% secara tahunan menjadi Rp 3,04 triliun hingga Desember 2022 dari sebelumnya Rp 2,37 triliun. Perusahaan mencatatkan kredit dan pembiayaan tumbuh sebesar 8,53% yoy dari Rp 274,83 triliun menjadi Rp 298,28 triliun per 31 Desember 2022.
Nixon mengatakan, perseroan juga telah menetapkan beberapa target kinerja keuangan pada tahun ini antara lain kredit dan pembiayaan ditargetkan tumbuh 8% hingga 10%. Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan akan tumbuh 8%-10%.
Sedangkan, laba bersih ditargetkan naik pada kisaran 8% hingga 10% serta rasio kredit bermasalah (NPL) gross diharapkan membaik pada kisaran 3,2% hingga 3%.
Untuk mencapai target tersebut, perseroan telah menetapkan arah Kebijakan Umum yakni perluasan bisnis berbasis ekosistem perumahan. Di antaranya dengan mengoptimalkan kontribusi pada program KPR Subsidi dan meningkatkan KPR Non Subsidi.
Hal tersebut dilakukan melalui kerja sama developer, agen properti, mengembangkan skema KPR yang menyasar generasi milenial. Kemudian, meningkatkan kredit high yield (KRING, KAR, KUR) beyond mortgage melalui cross selling kepada nasabah captive.
Selanjutya, fokus pada penghimpunan DPK Low Cost dengan meningkatkan CASA pada segmen Ritel dan Institusi serta membangun kapabilitas untuk peningkatan CASA pada segmen wholesale banking.
Lalu, mengembangkan sumber pertumbuhan baru dengan mempercepat implementasi inisiatif digital banking dan digitalisasi proses secara masif yang mendukung pengembangan bisnis berbasis ekonomi perumahan.
Kemudian, meningkatkan sumber fee berbasis layanan dan transaksional terutama pada bisnis wealth management, digital banking dan corporate. Dan terakhir, mempercepat penyelesaian kredit macet dan melanjutkan inisiatif penjualan aset.
“Kami berharap kebijakan umum perseroan 2023 bisa semuanya dilaksanakan, sehingga kinerja keuangan bisa bertumbuh sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” kata Nixon.