Bank Raksasa Swiss, UBS menawarkan untuk membeli Credit Suisse senilai US$ 1 miliar atau setara Rp 15,34 triliun. Kesepakatan tersebut berpeluang ditandatangani Minggu (19/3) malam waktu di Swiss atau Senin (20/3) waktu Indonesia.
Kabar nilai penawaran yang diajukan UBS ini pertama kali dimuat oleh Financial Times berdasarkan informasi dari empat sumber yang mengetahui langsung situasi ini. Nilai Credit Suisse mencapai sekitar US$ 7 miliar, lebih rendah dibandingkan nilai pasar pada penutupan bursa saham pada Jumat (17/3).
Financial Times mengatakan, UBS menawarkan harga 0,25 franc Swiss atau US$0,27 per saham yang akan dibayar dengan saham UBS. Saham Credit Suisse berakhir pada Jumat (17/3) di harga 1,86 franc Swiss. Namun, negosiasi masih bergerak cepat yang berarti persyaratan kesepakatan akhir dapat berbeda dari laporan ini. Adapun Credit Suisse menolak mengomentari laporan tersebut.
Rencana UBS untuk mengakuisisi Credit Suisse muncul setelah saham Credit Suisse anjlok dan mengalami pekan terburuk sejak awal pandemi virus corona. Harga saham bank sistemik global ini tetap jeblok meskipun ada pengumuman bahwa mereka akan mengakses pinjaman hingga 50 miliar franc Swiss atau lebih dari Rp 920 triliun dari bank sentral Swiss.
Credit Suisse telah berjuang melawan serangkaian kerugian dan skandal yang diperburuk oleh sentimen kejatuhan Silicon Valley Bank dan penutupan Signature Bank di AS pekan lalu. Saham Credit Suisse semakin jeblok setelah muncul pernyataan dari investor mereka, Saudi National Bank yang mengatakan tidak akan menaruh uang lebih banyak lagi di bank tersebut.
Skala dan dampak potensial Credit Suisse terhadap ekonomi global jauh lebih besar daripada bank-bank AS yang jatuh. Neraca bank Swiss berukuran sekitar dua kali lipat daripada Lehman Brothers ketika runtuh, sekitar 530 miliar franc Swiss pada akhir 2022. Bank ini juga jauh lebih terhubung secara global, dengan banyak anak perusahaan di luar negeri.
Credit Suisse kehilangan sekitar 38% simpanannya pada kuartal keempat tahun 2022 dan mengungkapkan dalam laporan tahunannya yang tertunda awal pekan lalu bahwa arus keluar masih belum berbalik. Mereka melaporkan kerugian bersih setahun penuh sebesar 7,3 miliar franc Swiss untuk tahun 2022 dan memperkirakan kerugian substansial masih berlanjut pada 2023.
Bank ini sebelumnya telah mengumumkan perombakan strategis besar-besaran dalam upaya untuk mengatasi masalah kronis ini, dengan CEO dan veteran Credit Suisse Ulrich Koerner mengambil alih kepemimpinan pada Juli lalu.