Merger UBS-Credit Suisse Terlalu Besar untuk Ekonomi Swiss Jika Gagal

ANTARA FOTO/REUTERS/Arnd Wiegmann/WSJ/dj
Ilustrasi. Total simpanan nasabah bank hasil merger nantinya akan mencapai 333 miliar franc atau Rp 5.499 triliun, setara dengan 45% PDB Swiss.
Penulis: Agustiyanti
24/3/2023, 19.58 WIB

Penyelamatan Credit Suisse di menit-menit terakhir melalui merger dengan UBS mungkin telah mencegah krisis perbankan. Namun, kesepakatan ini membawa ketidakpastian baru bagi ekonomi Swiss. Bank hasil merger akan membuat negara terindah di dunia ini terekspos pada satu lembaga keuangan besar. 

Kekhawatiran bahwa kejatuhan Credit Suisse yang dapat memicu krisis perbankan lebih luas membuat regulator Swiss hanya memiliki sedikit pilihan bagus. Kerja sama dengan saingannya yang lebih besar, yakni UBS (UBS), menawarkan peluang terbaik untuk memulihkan stabilitas di sektor perbankan secara global dan di Swiss, serta melindungi ekonomi negara tersebut dalam waktu dekat.

Namun, kesepakatan ini sebenarnya memicu ketidakpastian baru. Swiss terekspos pada satu lembaga keuangan besar  masih ada ketidakpastian besar tentang seberapa sukses mega merger itu nantinya.

“Salah satu fakta paling mapan dalam penelitian akademik adalah bahwa merger bank hampir tidak pernah berhasil,” kata Arturo Bris, seorang profesor keuangan di sekolah bisnis IMD Swiss, seperti dikutip dari CNN.

Ada juga kekhawatiran bahwa kesepakatan itu akan menyebabkan hilangnya pekerjaan yang sangat besar di Swiss dan melemahkan persaingan di sektor keuangan vital negara itu. Sektor keuangan secara keseluruhan mempekerjakan lebih dari 5% tenaga kerja nasional, atau hampir 212.000 orang.

Di sisi lain, pembayar pajak sekarang menghadapi potensi kerugian hingga 9 miliar franc Swiss atau setara Rp 148,6 triliun di UBS yang timbul dari aset Credit Suisse asalkan kerugian tersebut melebihi 5 miliar franc atau Rp 82,6 triliun. Negara tersebut juga secara eksplisit menjamin 100 miliar franc Swiss atau Rp 16.516 triliun untuk UBS, jika diperlukan, meskipun itu akan dibayar kembali.

Partai Sosial Demokrat Swiss telah menyerukan penyelidikan atas apa yang salah di Credit Suisse. Mereka beralasan bahwa "super-megabank" yang baru dibuat akan meningkatkan risiko ekonomi Swiss.

Runtuhnya salah satu institusi tertua di Swiss mengejutkan banyak warganya."Credit Suisse adalah bagian dari identitas Swiss," kata Hans Gersbach, profesor ekonomi makro di universitas ETH di Zurich.

Ia mengatakan, Credit Suisse telah berperan penting dalam perkembangan Swiss modern. Keruntuhannya juga menodai reputasi Swiss sebagai pusat keuangan global yang aman dan stabil, terutama setelah pemerintah secara efektif mencabut hak suara pemegang saham untuk menyelesaikan kesepakatan.

Otoritas Swiss juga menghapus utang obligasi yang  masuk dalam golongan modal dan mengkonversinya menjadi saham. Ini membalikkan hierarki kerugian tradisional dalam kegagalan bank dan memberikan pukulan lain terhadap reputasi negara ini di kalangan investor.

“Dampaknya bagi Swiss sangat buruk,” kata Bris dari IMD. 

Ia mengatakan, langkah-langkah yang telah ditempuk oleh regulator Swiss untuk menyelamatkan bank tersebut akan menguntungkan pusat manajemen kekayaan lainnya, termasuk Singapura.

"Warga Singapura merayakan… karena akan ada aliran dana yang sangat besar ke yurisdiksi pengelolaan kekayaan lainnya," kata dia.

Terlalu besar untuk gagal

Aset gabungan bank hasil merger UBS-Credit Suisse akan mencapai US$1,7 triliun atau setara Rp 25.760 triliun. Ini setara dengan dua kali lipat perekonomian atau produk domestik bruto Swiss dalam satu tahun.

"Dengan kira-kira 30% pangsa pasar di perbankan Swiss, kami melihat terlalu banyak risiko konsentrasi dan kendali pangsa pasar," ujar analis JPMorgan dalam sebuah catatan minggu lalu sebelum kesepakatan dilakukan.

Mereka menyarankan agar entitas gabungan perlu keluar atau meng-IPO beberapa bisnis.

Masalah dengan memiliki satu bank besar dalam ekonomi kecil adalah kekuatan finansial pemerintah munkin tidak mencukupi jika bank membutuhkan dana talangan atau bailout.

Total simpanan nasabah bank hasil merger nantinya akan mencapai 333 miliar franc atau Rp 5.499 triliun, setara dengan 45% PDB Swiss, jumlah yang sangat besar bahkan untuk negara dengan keuangan publik yang sehat dan tingkat utang yang rendah.

Meski demikian, UBS saat ini  dalam posisi keuangan yang jauh lebih kuat daripada saat krisis 2008 dan akan dibutuhkan untuk membangun penyangga keuangan yang lebih besar sebagai hasil dari kesepakatan merger dengan Credit Suisse. Regulator keuangan Swiss, FINMA, mengatakan akan memantau dengan sangat ketat transaksi dan kepatuhan terhadap semua persyaratan di bawah undang-undang pengawasan terkait merger tersebut. 

Ketua UBS Colm Kelleher menggarisbawahi kesehatan neraca UBS hari Minggu pada konferensi pers tentang kesepakatan itu. “Setelah menjadi chief financial officer di Morgan Stanley selama krisis keuangan global terakhir, saya sangat menyadari pentingnya neraca yang solid. UBS akan tetap solid,” ujarnya.

Kelleher menambahkan bahwa UBS akan menutup bank investasi Credit Suisse dan menyelaraskannya dengan budaya risiko konservatif perusahaan.

Namun, kesepakatan itu akan berdampak buruk pada pekerjaan, kemungkinan menambah pemangkasan 9.000 karyawan dari yang telah diumumkan Credit Suisse sebagai bagian dari rencana perubahan haluan sebelumnya.

Bagi Swiss, ancamannya sangat akut. Kedua bank tersebut secara kolektif mempekerjakan lebih dari 37.000 orang di negara tersebut, sekitar 18% dari tenaga kerja sektor keuangan dan merger pasti akan menciptakan tumpang tindih.

“Cabang Credit Suisse di kota tempat saya tinggal berada tepat di depan UBS, artinya salah satu dari keduanya pasti akan tutup,” kata Bris dari IMD dalam risetnya. 

Dalam panggilan telepon dengan para analis Minggu malam, CEO UBS Ralph Hamers mengatakan bank akan mencoba menghapus biaya operasional tahunan mencapai 8 miliar franc hingga 2027. Sebesar 6 miliar franc  di antaranya akan berasal dari pengurangan jumlah staf.

“Kami jelas menyadari faktor sosial dan ekonomi Swiss. Kami akan menjadi pemberi kerja yang penuh perhatian, tetapi kami perlu melakukan ini dengan cara yang rasional,” kata Kelleher kepada wartawan.