Emiten bank BUMN, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menerbitkan surat utang dalam denominasi dolar atau global bond sebesar $300 juta atau sekitar Rp 4,48 triliun (asumsi kurs Rp 14,941 per US$).
Sekretaris Perusahaan BMRI, Rudi As Aturridha menjelaskan, perseroan telah menyelesaikan penerbitan surat utang dengan tingkat bunga sebesar 5,50% per tahun dan tenor selama 3 tahun yang akan jatuh tempo pada 4 April 2026.
“Surat utang telah ditawarkan dan dijual kepada investor di luar wilayah Amerika Serikat dengan tunduk pada Regulation S berdasarkan US Securities Act of 1993. Surat utang tersebut dicatatkan di Bursa Efek Singapura,” ujar Rudi, dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi BEI, Kamis (6/4).
Penerbitan surat utang tersebut merupakan bagian dari program Surat Utang Senior Dengan Bunga Tetap yang Tidak Dijamin atau Euro Medium Term Note Bank Mandiri dengan jumlah pokok sampai sebesar US$ 4 miliar.
Adapun, yang berindak selaku joint lead managers dalam penerbitan Surat Utang adalah Mandiri Securities Pte. Ltd, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, J.P Morgan Securities plc, Cirigroup Global Markets Limited, MUFG Securities Asia Limited Singapore Branch dan Standard Chartered Bank.
“Melalui penerbitan surat utang, perseroan telah memperoleh dana yang akan digunakan untuk keperluan umum perseroan. Penerbitan surat itang akan memberikan dampak positif pada kondisi keuangan perseroan,” kata Rudi.
Penerbitan surat utang memiliki nilai kurang dari 20% ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan hingga akhir 2022.
Hingga akhir perdagangan hari ini, saham BMRI turun 0,96% atau 50 poin menjadi Rp 5175 per saham. Volume perdagangan mencapai 48 juta dan nilai transaksi Rp 249 miliar dengan frekuensi 10.997 kali.