Harga aset kripto Bitcoin terpantau naik pada Senin malam (11/4) bahkan hingga melampaui level psikologis US$ 30.000. Nilai ini menjadi kenaikan tertinggi sejak Juni 2022 lalu.
Melansir dari CNBC, Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar ini naik 7% menjadi US$ 30.193,25 untuk pertama kalinya sejak Juni, menurut Coin Metrics.
Di sisi lain, Ether naik lebih dari 3,5% menjadi US$ 1.925,11 untuk pertama kalinya sejak Agustus karena investor menanti adanya peningkatan teknologi terbaru jaringan Ethereum, yang dijadwalkan pada hari Rabu (12/4) mendatang.
Cryptocurrency mengalami reli tahun ini. Hal tersebut membawa keuntungan untuk Bitcoin menjadi lebih dari 80%. Di samping itu, Ether kini telah menambahkan 60% kenaikan sejak awal tahun ini.
Namun demikian, kedua mata uang kripto tersebut tetap berkorelasi untuk saat ini dan penggerak makro terus memengaruhi kedua aset tersebut. Data inflasi mendatang akan menjadi kunci dalam menentukan apakah atau kapan Fed akan menghentikan sementara atau mengakhiri kampanye kenaikan suku bunga.
Bitcoin kembali mendapatkan momentum pada akhir Maret menyusul krisis kesulitan likuiditas yang menerpa Silicon Valley Bank dan Signature Bank di Amerika Serikat, membuat investor mengalihkan aset mereka ke jenis aset lain seperti Bitcoin.
Sementara itu, Ether telah naik menjelang peningkatan teknologi "Shanghai" yang direncanakan, yang diperkirakan akan membawa gelombang tekanan jual negatif di pasar karena dana yang sebelumnya dikunci di Ethereum dirilis selama beberapa minggu ke depan.
Analis Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, pergerakan pasar aset kripto telah menarik perhatian pelaku pasar. Sebab Elon Musk yang mengganti logo Twitter menjadi Dogecoin menyebabkan dorongan sementara bagi pasar aset kripto minggu lalu. Harga Dogecoin sempat melesat lebih dari 35% pada Senin (3/4) dari US$ 0,07615 menjadi US$ 0,10500.
Oleh sebab itu, investor memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan aksi ambil untung. Selain itu, beberapa perusahaan berbasis kripto seperti Marathon Digital dan Microstrategy membukukan peningkatan produksi mining Bitcoin dan menambah akumulasi Bitcoin pada kuartal pertama 2023.
"Kedua hal ini mengisyaratkan pasar aset kripto khususnya Bitcoin sedang dalam momentum positif," kata Panji dalam riset resminya, Selasa (11/4).
Panji juga menambahan, penurunan dolar AS akan berdampak pada harga aset kripto, terutama Bitcoin yang memiliki korelasi yang cukup kuat.
"Ketika US Dolar menguat, maka harga Bitcoin relatif turun dan ketika nilai mata uang US Dolar menurun, maka harga Bitcoin cenderung menguat,” ujarnya.
Panji menganalisis setelah tembus US$30.000 maka harga terdekat resistance Bitcoin di target harga US$30.700 pada Kamis (12/4). Sementara, dalam satu minggu ke depan hingga Minggu (16/4), Bitcoin diprediksi akan menguji harga di kisaran US$32.500 untuk melanjutkan momentum bullish.