Rupiah Menguat 1,4% Pekan Ini, Berikut Faktor Pendorongnya

ANTARA FOTO/Andri Saputra/aww.
Ilustrasi kurs Rupiah
Penulis: Abdul Azis Said
14/4/2023, 19.42 WIB

Rupiah menguat 1,4% sepanjang pekan ini dengan ditutup ke level Rp 14.705 per dolar AS di pasar spot sore ini. Perdagangan sepekan terakhir diwarnai rilis sejumlah data ekonomi AS yang melemah, memberi dukungan terhadap ekspektasi bank sentral AS, The Fed segera mengakhiri kenaikan suku bunganya.

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 0,28% pada perdagangan hari ini. Kurs garuda bahkan sempat menyentuh level terkuatnya sepanjang hari di Rp 15.645 per dolar AS pada pagi hari, sebelum berangsur melemah berbalik ke level Rp 14.700 menjelang sore. Meski demikian, penutupan hari ini merupakan rekor terkuatnya selama delapan bulan terakhir.

Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS hari ini. Won Korea Selatan menguat 0,88% disusul rupee India 0,28%, yuan Cina 0,27%, dolar Taiwan 0,24%, yen Jepang 0,14%, peso Filipina 0,11% dan ringgit Malaysia 0,06%. Sebaliknya, baht Thailand dan dolar Singapura kompak terkoreksi, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Analis DCFX Lukman Leong menyebut, penguatan rupiah sepekan terakhir terdongkrak data ekonomi internal dan eksternal. Dari dalam negeri, pasar merespons data penjualan ritel dan keyakinan konsumen yang menguat. 

Rilis BI, penjualan ritel Maret 2023 diperkirakan kembali tumbuh karena momentum Ramadan. Indeks penjualan ritel (IPR) diperkirakan tumbuh 4,8% secara tahunan pada bulan lalu, menguat dibandingkan Februari sebesar 0,6%. Data indeks keyakinan konsumen juga meningkat pada bulan lalu menjadi 123,3 poin.

Dari eksternal, Lukman menyebut penguatan rupiah didukung data inflasi konsumen dan produsen AS bulan Maret yang dirilis lebih rendah dari perkiraan. Data ini memberikan dukungan bahwa tekanan inflasi di AS semakin mereda. 

Lukman menyebut notulen rapat The Fed yang dirilis pekan ini juga memberi dukungan terhadap kemungkinan bank sentral mengambil langkah dovish. Pembuat kebijakan The Fed memperingatkan potensi terjadinya resesi ringan ekonomi AS di akhir tahun ini.

"Hal ini membuat ekspektasi tingkat suku bunga the Fed menurun," kata Lukman dalam catatannya sore ini, Jumat (14/4). 

Lukman menyebut peluang berlanjutnya penguatan rupiah pada pekan masih terbuka lebar. Apalagi, pasar menunggu rilis data neraca dagang Maret pada 17 April yang diperkirakan kembali mencetak surplus jumbo. Ia memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp 14.600 - 14.850 per dolar AS.

Reporter: Abdul Azis Said