Kredit Bank Jago Bakal Terkerek Ekosistem GOTO dan BFI Finance

Katadata
Aplikasi PT Bank Jago Tbk (ARTO)
Penulis: Syahrizal Sidik
28/4/2023, 19.14 WIB

Para analis menilai emiten bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO) memiliki ruang menyalurkan kredit lebih besar seiring dengan integrasi ekosistem GOTO Financial, unit bisnis PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Tbk (BFIN).

Sebabnya, selama periode kuartal pertama tahun ini, Bank Jago tercatat menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah senilai Rp 10,84 triliun atau tumbuh 76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,15 triliun.

Pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah tersebut mendorong aset Bank Jago mencapai Rp 18,02 triliun dan laba sebelum pajak mencapai Rp 22 miliar per akhir Maret 2023.

Namun, penyaluran kredit ARTO bila dibandingkan dengan salah satu kompetitornya, Seabank masih lebih rendah. Induk e-commerce Shopee ini tercatat mengantongi penyaluran kredit senilai Rp 15,8 triliun, naik 159% secara tahunan.

Analis Kanaka Hita Solvera, Raditya Krisna Pradana mengungkapkan kolaborasi ekosistem GOTO dan BFI Finance akan mendongrak kredit Bank Jago ke depan. Pasalnya, BFI Finance merupakan perusahaan multifinance yang dikendalikan Jerry Ng, Patrick Walujo dan Boy Thohir melalui Trinugraha Capital ini menyalurkan pembiayaan baru senilai Rp 20 triliun pada 2022, melonjak 52,7%.

Sedangkan, GOTO menargetkan mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV-2023. "Untuk merealisasikan target tersebut, GoTo akan memaksimalkan bisnis lending melalui unit bisnis GoTo Financial," kata Raditya, Jumat (28/4).

Mengingat penyalurkan kredit kendaraan baru dan bekas, ticket size per debitur di BFIN cukup besar, ini berpotensi menjadi peluang bagi Bank Jago dan BFIN berkolaborasi baik dalam bentuk credit channeling maupun joint financing. "Jika bisa dioptimalkan, dampaknya akan signifikan,” tambah Radit.

Sementara itu, menurut Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi, pada tiga bulan pertama tahun ini, rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) Bank Jago mencapai level 117%. Meski LDR di atas 100%, likuiditas Jago masih cukup solid karena perusahaan masih mengoptimalkan dana hasil rights issue tahun lalu untuk menopang ekspansi.

Selain memaksimalkan dana rights issue, Bank Jago terus berupaya menggenjot Dana Pihak Ketiga (DPK), terutama komposisi dana murah (current account saving account/CASA) sebagai modal ekspansi.

Di akhir kuartal I-2023, total DPK yang berhasil dihimpun mencapai Rp9,28 triliun, melonjak 120% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp4,22 triliun. Porsi CASA tumbuh 158% menjadi Rp5,92 triliun, sedangkan time deposit (deposito) meningkat 75% menjadi Rp3,35 triliun. Secara komposisi, CASA menyumbang 64% terhadap total DPK.

Komposisi CASA pada kuartal I-2023 juga berhasil menunjukkan perbaikan. Sebagai pembanding, pada kuartal I-2022, porsi CASA baru mencapai 54% berbanding deposito sebesar 46%.

"Peningkatan porsi CASA justru terjadi ketika bunga acuan naik tinggi. Ini menjadi indikator tingkat kepercayaan nasabah dalam menyimpan dananya di bank digital," ungkapnya.

Porsi CASA yang lebih besar dari deposito berdampak positif ke cost of fund yang terlihat pada pendapatan bank. Pada kuartal I-2023, Bank Jago membukukan pendapatan bunga Rp 487 miliar, tumbuh 40%. Adapun pendapatan bunga bersihnya melonjak 34% menjadi Rp 423 miliar.

Pada perdagangan Jumat ini, harga saham ARTO terpantau naik 3,76% ke level Rp 2.070 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 28,40 triliun.