Morgan Stanley dilaporkan akan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan pada kuartal II tahun ini. Seorang sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bank investasi Amerika Serikat (AS) itu akan memangkas sekitar 3.000 pekerja.
“Kesepakatan bisnis yang melambat dan lingkungan ekonomi yang sulit mendorong Morgan Stanley untuk mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah karyawannya,” kata sumber tersebut seperti dikutip Reuters, Selasa (2/5).
Langkah ini juga diambil setelah pada kuartal terakhir pendapatan dari bisnis investment banking turun, sehingga menekan total pendapatan Morgan Stanley hampir 2% menjadi US$ 14,5 miliar atau Rp 212 triliun.
Bulan lalu, kepala keuangan Morgan Stanley Sharon Yeshaya mengatakan bahwa pengelolaan biaya adalah prioritas mengingat ketidakpastian pasar yang lebih luas dan inflasi yang meningkat.
Bank investasi Wall Street ini telah menderita dari penurunan dalam kesepakatan karena investor menjadi lebih berhati-hati tentang pasar yang bergejolak dan suku bunga yang naik dengan cepat.
Penawaran umum perdana juga terhenti karena startup menunda debut pasar sampai sentimen investor membaik. Volume M&A hampir setengahnya pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya, menurut data dari Dealogic.
CEO Morgan Stanley James Gorman telah mengatakan pada bulan Desember bahwa bank akan melakukan pemutusan hubungan kerja di seluruh dunia tanpa memberikan angka pasti.
Bank memiliki lebih dari 82.000 karyawan pada akhir Maret dan PHK yang akan datang bakal berdampak pada hampir 4% Morgan Stanley. Sebelumnya pada Desember 2022 Morgan Stanley telah memangkas sekitar 1.600 karyawannya.