Temasek Potong Gaji Pegawai Imbas Investasi Kripto Jeblok

Unsplash/Executium
Ilustrasi mata uang crypto
29/5/2023, 12.15 WIB

Pengelola investasi Singapura, Temasek memotong kompensasi tim maupun manajemen senior perusahaan. Pemotongan itu diberlakukan kepada tim yang merekomendasikan perusahaan untuk berinvestasi di bursa cryptocurrency FTX yang saat ini gulung tikar.

Melansir Reuters, langkah tersebut dilakukan sekitar enam bulan setelah Temasek memulai tinjauan internal atas investasinya di FTX. Bangkrutnya FTX berimbas pada penurunan nilai sebesar US$ 275 juta.

Dalam laman resmi perusahaan, Ketua Temasek Lim Boon Heng mengatakan, tim investasi tidak melakukan pelanggaran dalam memberi rekomendasi. Namun, tim investasi dan manajemen senior harus bertanggung jawab atas keputusan investasi yang dibuat.

"Tim investasi dan manajemen senior pada akhirnya bertanggung jawab atas keputusan investasi yang dibuat, bertanggung jawab secara kolektif dan mengurangi kompensasi mereka," katanya, dikutip dari laman resmi perusahaan, Senin (29/5).

Lim menyatakan kekecewaannya dengan hasil investasi. Kegagalan investasi juga memberi dampak negatif terhadap reputasi perusahaan. Namun, perusahaan tidak merinci besaran potongan kompensasi itu atau berapa banyak staf yang akan bernasib demikian.

Temasek mengatakan, biaya investasinya di FTX yaitu 0,09% dari nilai portofolio bersihnya sebesar U$304 miliar per 31 Maret 2022 dan saat ini tidak memiliki eksposur langsung dalam mata uang kripto.

Pendukung FTX lainnya seperti Vision Fund SoftBank Group Corp dan Sequoia Capital juga menurunkan investasi mereka menjadi nol. Hal ini dilakukan setelah FTX mengajukan perlindungan kebangkrutan di AS tahun lalu.

"Seperti yang dituduhkan oleh jaksa dan diakui oleh eksekutif kunci di FTX dan afiliasinya, ada tindakan penipuan yang sengaja disembunyikan dari investor, termasuk Temasek," tulis Lim dalam pernyataannya. Dia mengatakan Temasek berupaya memberikan pengembalian yang berkelanjutan dalam jangka panjang dengan berinvestasi ke perusahaan tahap awal.

Lim mengatakan meskipun ada risiko yang melekat setiap kali perusahaan memulai berinvestasi, dia percaya bahwa perusahaan harus berinvestasi di sektor baru dan teknologi baru.

Berdasarkan situs perusahaan, BUMN asal Singapura ini tercatat mengantongi pendapatan senilai US$ 132,9 miliar meningkat dari perolehan tahun 2021 yang sebesar US$ 110,9 miliar. Sementara, perolehan laba bersihnya mencapai US$ 10,6 miliar, turun dari tahun 2021 yang sebesar US$ 56,5 miliar.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail