Bank BUMN mulai mengerem pemberian kredit kepada karyawan BUMN Karya seperti PT Wijaya Karya Tbk, PT Amarta Karya dan PT Waskita Karya Tbk. Termasuk Bank Negara Indonesia (BBNI) yang sedang mengkaji ulang penyaluran kredit kepada para karyawan perusahaan konstruksi negara.
Sekretaris Perusahaan BNI Okki Rushartomo mengatakan perusahaan terus mendukung BUMN termasuk kebutuhan pembiayaan bagi berbagai kebutuhan dari para pegawainya.
"Namun, BNI memiliki mekanisme untuk kredit kepada karyawan-karyawan di dalam perusahaan dengan risiko tinggi akan dilakukan asesmen lebih lanjut," kata Oki, kepada Katadata.co.id melalui pesan singkat, Kamis (3/8).
Dia mengatakan lebih lanjut bahwa aspek yang ditinjau adalah seberapa besar potensi pengurangan karyawan dalam perusahaan tersebut.
"Adapun untuk pembiayaan yang telah berjalan, kami sudah memiliki langkah mitigasi untuk melaksanakan pendebitan dan pelunasan atas pinjaman dari karyawan yang pensiun, resign, maupun terkena PHK," katanya
Sebelumnya beredar surat pemberitahuan dari Mandiri Tunas Finance, anak usaha Bank Mandiri yang diterbitkan pada 27 Juni 2023 bernomor 033/SPb/MTF/VI/2023. Surat itu berisi pemberitahuan penghentian Joint Financing Kendaraan Bermotor kepada karyawan ketiga BUMN karya tersebut.
Surat itu ditujukan kepada seluruh cabang, seluruh regional dan kantor pusat yang memuat tiga poin pengumuman, yakni pertama, penghentian pembiayaan untuk pegawai PT Wijaya Karya, PT Amarta Karya, dan PT Waskita Karya, serta anak perusahaan dan afiliasinya serta Customer Asset Purchase (CAP).
"Penghentian pembiayaan untuk debitur yang berstatus pegawai tetap maupun kontrak," tulis pengumuman tersebut. Ketiga, dilakukan penguncian sistem agar calon debitur eksisting yang berprofesi pegawai di grup perusahaan tersebut tidak dapat dibiayai.
Sebagaimana diketahui, saat ini Waskita Karya maupun Wijaya Karya sedang dalam masa sanggah atau standstill, sehingga menunda seluruh kewajiban pembayaran kepada seluruh krediturnya karena tengah melakukan restrukturisasi keuangan secara menyeluruh.
Secara terpisah, Bank Mandiri saat ini sedang menyiapkan skema restrukturisasi bersama pemberi pinjaman lainnya dalam perjanjian restrukturisasi induk kepada Waskita Karya dan Wijaya Karya. "Penyusunan MRA dengan semua kreditur dan vendor untuk memformulasikan skema restrukturiasasi yang terbaik yang optimal," kata Direktur Manajemen Risiko BMRI Ahmad Siddik Badruddin dalam konferensi pers, Senin (31/7).
Siddik mengatakan perjanjian yang nantinya tertuang dalam MRA akan bertuju pada semua kekhawatiran dari semua stakeholder di kedua debitur tersebut. "Mungkin dalam beberapa minggu depan kami akan menyelesaikan perjanjian itu," katanya.