Utang BUMN Karya Rp 46 Triliun, Bank Himbara Kompak Kerek Pencadangan
Bank-bank milik pemerintah kompak meningkatkan pencadangan untuk mengantisipasi pemburukan kredit dari utang jumbo BUMN Karya. Ini mengingat, total utang perusahaan BUMN Karya secara konsolidasi kepada bank Himbara mencapai Rp 46 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae menuturkan, berdasarkan data regulator, sebagian besar kredit kepada debitur BUMN berasal dari Bank Himbara mengalokasikan pencadangan yang cukup untuk memitigasi risiko.
"Hal ini tentunya sejalan dengan kemampuan Bank-bank Himbara untuk memberikan kredit kepada perusahaan besar di Indonesia, termasuk BUMN," ucap Dian, dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (6/8).
Dian menyoroti, dalam penyaluran kredit tersebut agar bank menerapkan prinsip kehati-hatian, tata kelola yang baik, manajemen risiko, dan mematuhi peraturan perundangan.
"Pembentukan cadangan sebagai salah satu mitigasi tersebut dalam berbagai kesempatan dilakukan secara bersama-sama dengan pelaksanaan upaya-upaya manajemen risiko kredit lainnya, termasuk restrukturisasi," katanya.
Berdasarkan catatan Katadata, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, menaikkan rasio pencadangan untuk menjaga kualitas asetnya cukup signifikan sebesar 342,2% secara bank only hingga semester pertama 2023.
"Rasio NPL Coverage meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5%,” tutur Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi.
Bahkan, baru-baru ini, perusahaan juga membuat kebijakan penghentian penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor (KKB) kepada pegawai PT Waskita Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk beserta perusahaan anak yang terafiliasi.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) hingga semester pertama mencatatkan NPL Coverage sebesar 286,8%. Jumlahnya diperkirakan akan naik menjadi 301% pada akhir tahun nanti.
"Sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang semakin membaik, kami akan terus mencari peluang untuk dapat memanfaatkan momentum ini guna meningkatkan pencapaian kinerja sekaligus menguatkan kualitas portofolio hingga akhir tahun 2023," kata Sekretaris Perusahaan BNI, Okki Rushartomo, melalui keterangan resminya, dikutip Minggu (6/8).
Sedangkan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan NPL Coverage 282,49% pada tiga bulan pertama tahun ini.
"Hal ini merupakan langkah antisipatif dan upaya mitigasi risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian global dan risiko akibat kenaikan inflasi dan suku bunga, dan juga risiko apabila terjadi perlambatan ekonomi global," ucap Direktur Utama BRI, Sunarso.