Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyoroti dampak polusi udara terhadap pengaruh klaim asuransi yang disebabkan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menyebutkan ISPA merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengajuan klaim asuransi meningkat di semester pertama 2023. Namun, Budi tidak menyebutkan secara detail jumlah klaim yang disebabkan oleh ISPA.
"Tahun ini, (ISPA) menjadi penyebab klaim nomor satu, dan tidak hanya itu, penyakit saluran pernapasan bagian bawah yang sebelumnya tidak muncul di top 15, sekarang sudah masuk," kata Budi kepada media di Jakarta, Kamis (24/8).
Sebagaimana diketahui, saat ini kasus ISPA mulai merebak di sejumlah daerah di Tanah Air. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, terdapat sebanyak 638.291 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Ibu Kota periode Januari hingga Juni 2023.
Sementara itu, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, warga Jakarta yang terjangkit ISPA karena polusi udara mencapai 200.000 orang, dari sebelum pandemi sebanyak 50 ribu orang.
Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AAJI Novita Rumngangun mengatakan, industri asuransi jiwa telah telah membayarkan klaim dan manfaat sebesar Rp 79,44 triliun, yang mana angkanya menurun 5,3% secara tahunan.
Secara segmentasi, klaim kesehatan justru menunjukkan kenaikan 35,3% secara tahunan pada paruh pertama 2023. Rinciannya, total klaim kesehatan untuk kategori perseorangan naik 36,1%, menjadi Rp 5,89 triliun dibandingkan sebelumnya Rp 4,33 triliun. Di sisi lain, klaim kesehatan kumpulan meningkat 33,9% menjadi Rp 3,5 triliun.
"Kami secara keseluruhan tidak memiliki angka yang jelas untuk (klaim penyakit ISPA) dari masing-masing perusahan. Memang ada peningkatan dari ISPA itu sendiri," tuturnya.
Adapun, AAJI mencatatkan total pendapatan industri asuransi jiwa Rp 107,32 triliun sepanjang periode Januari hingga Juni 2023. Perolehan pendapatan ini naik 1,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 Rp 105,44 triliun seiring melesatnya hasil investasi yang naik hingga 241,5% dibanding tahun sebelumnya.
Perolehan pendapatan ini naik 1,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 Rp 105,44 triliun seiring melesatnya hasil investasi yang naik hingga 241,5% dibanding tahun sebelumnya.