PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 2,82 triliun pada semester pertama 2023. Perolehan laba BRIS naik 32,41% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,13 triliun.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan pada Selasa (19/9), BRIS membukukan pendapatan dari penyaluran dana Rp 11,31 triliun di semester pertama 2023. Raihan pendapatan tersebut mengalami peningkatan 15,67% dari sebelumnya Rp 9,78 triliun.
Secara rinci, pendapatan dari penyaluran dana berasal dari pendapatan dari piutang Rp 6,65 triliun, naik 12,46% dari sebelum Rp 5,91 triliun. Pendapatan piutang disokong dari murabah Rp 6,17 triliun, tumbuh 12,44% dari periode yang sama tahun lalu Rp 5,49 triliun
Selanjutnya, pendapatan dari bagi hasil, BRIS memperoleh Rp 2,8 triliun dari sebelumnya Rp 2,2 triliun. Pendapatan bagi hasil ditopang dari musyarakah sebesar Rp 2,76 triliun.
BSI membukukan bagi hasil untuk pemilik dana investasi Rp 2,77 triliun. Dari segmen bagi hasil kepada pemilik dana investasi meningkat 45,87% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,9 triliun. Adapun, pendapatan setelah distribusi bagi hasil, BSI mencatatkan perolehan Rp 8,54 triliun, naik 8,37% menjadi Rp 7,88 triliun.
Perusahaan juga mencatatkan beban operasional Rp 4,8 triliun pada enam bulan pertama tahun ini, turun 4,92% dari semester pertama di tahun sebelumnya senilai Rp 5,05 triliun.
Berdasarkan laporan rasio keuangannya, Bank Syariah Indonesia mencatat kewajiban penyediaan modal minimum atau KPMM yaitu 20,29% hingga semester 2 2023, dari periode yang sama tahun lalu 17,31%. Rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finanfing (NPF) gross turun menjadi 2,31% dari sebelumnya 2,78%.
Selanjutnya biaya operasional terhadap pendapatan operasional atau BOPO 70,87% pada paruh tahun 2023. Sementara rasio return of assets (ROA) yaitu 2,36% dan rasio return of equity (ROE) yakni 17,27%.
Aset Bank Syariah Indonesia hingga semester pertama tahun ini sebesar Rp 313,61 triliun, meningkat 2,58% dibanding posisi 31 Desember 2022 yang senilai Rp 305,72 triliun. Liabilitas perusahaan yaitu Rp 277,7 triliun, naik 2,01% dibandingkan akhir tahun 2022 yakni Rp 272,22 triliun. Sementara, ekuitas BRIS naik 7,15% menjadi Rp 35,9 triliun dari akhir tahun lalu Rp 33,5 triliun.
Pada perdagangan Selasa ini, harga saham BRIS terpantau mengalami kenaikan tipis 0,93% ke level Rp 1.620 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 74,73 triliun. Sejak awal tahun ini, saham BSI mengalami kenaikan 25,58%.