Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan lalu menjadi 6%. Meski demikian, bank sentral memastikan likuiditas perbankan tetap longgar sehingga bank tak perlu menaikkan suku bunga kredit, termasuk kredit pemilikan rumah atau KPR.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Erwindo Kolopaking menjelaskan, setiap kebijakan moneter ketat selalu diiringi dengan kebijakan makroprudensial yang longgar. Hal ini, menurut dia, dilakukan untuk memastikan agar kenaikan suku bunga acuan tak membebani masyarakat dengan kenaikan bunga kredit.
"Itu mengapa suku bunga naik, likuiditas kami tambah. Jadi setiap kebijakan moneter akan diikuti dengan likuiditas yang longgar," ujar Erwindo saat berbincang dengan media di Raja Ampat, Papua Barat, akhir pekan lalu.
BI menaikkan suku bunga acuan mencapai 2,25% sepanjang tahun lalu dan kembali menaikkan suku bunga 25 bps pada Oktober. Kenaikan suku bunga BI seiring dengan kenaikan bunga bank sentral AS, The Federal Reserve yang lebih agresif mencapai 5,25% sejak tahun lalu.
Meski suku bunga acuan BI naik secara agresif pada tahun lalu dan bertahan sepanjang tahun ini hingga kembali naik pada bulan lalu, rata-rata bunga kredit tak naik signifikan.
Berdasarkan data uang beredar Bank Indonesia, rata-rata bunga kredit per September 2023 tercatat sebesar 9,36%. Bunga kredit tersebut hanya naik tak sampai 1% dibandingkan pada Juli 2022 sebelum bunga BI baik yakni sebesar 8,94%.
Rata-rata bunga deposito naik lebih tinggi dibandingkan bunga kredit. Per September 2023, rata-rata bunga deposito bank masing-masing sebesar 4,32% untuk tenor 1 bulan, 4,73% untuk tenor 3 bulan, 5,02% untuk tenor 6 bulan, dan 5,13% untuk tenor 12 bulan. Sementara pada Juli 2022, rata-rata bunga deposito bank masing-masing sebesar 2,86% untuk tenor 1 bulan, 2,97% untuk tenor 3 bulan, 3,21% untuk tenor 6 bulan, dan 3,27% untuk tenor 12 bulan.
Bunga Murah KPR
Berdasarkan data suku bunga dasar kredit yang dirilis sejumlah bank besar di situsnya masing-masing pada 11 November 2023, rata-rata bunga KPR masih pada kisaran satu digit. BRI yang belum mengubah data SBDK di situs resminya sejak Desember 2021, mematok suku bunga KPR sebesar 7,25%. Bank Mandiri mematok bunga KPR 7,3%, BNI sebesar 7,3%, BCA sebesar 7,2%, Bank Permata 8,5%, dan CIMB Niaga sebesar 7,3%.
Bank-bank juga masih memberikan bunga promo KPR. BCA bahkan menawarkan bunga promo KPR mulai 3,7%, Bank Mandiri mulai 2,5%, BRI mulai 2,88%, Bank Permata mulai 4,25%, dan Bank Danamon mulai 3,88%.
Masih rendahnya suku bunga dasar kredit untuk segmen KPR tak lepas dari pelonggaran likuiditas yang diberikan BI kepada bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan ke sektor-sektor prioritas, termasuk perumahan.
BI memperkuat stimulus kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan kredit atau pembiayaan perbankan melalui implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) bagi Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS)/Unit Usaha Syariah (UUS). Insentif diberikan dalam bentuk pengurangan rasio giro dalam rupiah yang wajib disetor perbankan ke BI yang berlaku mulai 1 Oktober 2023.
Total insentif pengurangan rasio GWM paling besar 4%, meningkat dari sebelumnya paling besar 2,8%. Dengan insentif tersebut, bank mendapatkan tambahan likuiditas mencapai Rp 155 triliun.