Katadata Insight Center (KIC) baru saja meluncurkan Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan (LINK) 2023 pada Senin (11/12). Ini merupakan platform tsurvey literasi dan inkluasi keuangan untuk mengukur tingkat pemahaman masyarakat terhadap berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang berkembang di Indonesia.
Berdasarkan indeks Link 2023, Indonesia mendapat skor indeks literasi keuangan sebesar 69,7. Hasil riset juga menunjukkan inklusi keuangan nasional memperoleh skor awareness sebesar 64,3%. Berdasarkan tiga parameter pengukuran, yakni melalui perilaku keuangan, sikap terkait keuangan, dan pengetahuan keuangan.
Indeks ini juga dibuat menggunakan metode survei kuantitatif terhadap 5.000 responden berusia 18-55 tahun. Dengan menggunakan platform data collection survey yang mampu menjangkau responden secara akurat melalui pemanfaatan kapabilitas telco data insight. Adapun proses riset dilakukan pada 12-16 Juni 2023.
Sebelumnya, dalam indeks literasi keuangan yang dikeluarkan oleh Organisation for Economic CO-Operation Development (OECD) 2020, Indonesia memperoleh skor 66,5. Skor ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-6 dalam lingkup global.
Chief Executive Officer Katadata Metta Dharmasaputra mengatakan, hasil indeks literasi keuangan mencerminkan perkembangan sektor keuangan yang semakin dinamis. Ia berharap hasil indeks memberi manfaat besar bagi masyarakat.
"Semoga hasil survei ini, bisa berguna bagi masyarakat Indonesia," kata Metta dalam peluncuran LINK Katadata di Cinepolis Senayan Park, Jakarta, Senin (11/12).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif KIC, Adek Media Roza menyampaikan, skor indeks literasi nasional menunjukkan, sejauh mana masyarakat memahami produk keuangan. Sehingga indeks ini bisa dimanfaatkan untuk membantu memperluas penetrasi layanan keuangan di masyarakat.
Adek juga mengatakan, metodologi survei yang dilakukan Katadata mengadopsi metodologi yang dilakukan oleh OECD. Dengan begitu, hasil indeks Link juga tidak jauh dari skor yang didapat dari indeks OECD.
“Kami cukup optimistis survei ini mengonfirmasi survei OECD,” kata Adek.
Senada, Direktur Human Capital and Compliance BNI Mucharom, juga menyebut, hasil indeks ini menunjukkan kemajuan pada literasi keuangan di Indonesia. Perbandingan ini dapat dilihat lewat skor indeks literasi keuangan OJK pada 2019 yang hanya 38,03%.
“Indeks ini menjadi modal penting dan fondasi kuat untuk kesejahteraan finansial masyarakat di Indonesia,” kata Mucharom.
Literasi Keuangan untuk Kesejahteraan
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, literasi keuangan masyarakat Indonesia semakin meningkat. Peningkatan ini berpotensi meningkatkan kesejahteran sekaligus terhindar dari skema penipuan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, skor indeks literasi keuangan yang tinggi menjadi poin positif, karena menandakan masyarakat mulai teredukasi literasi keuangan dengan baik.
“Kalau masyarakat teredukasi dengan baik, ini bisa menghindarkan masyarakat dari skema penipuan. Namun di sisi lain juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.