Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan merger Bank Muamalat dengan Bank Tabungan Negara Syariah rampung pada Maret 2024.
Erick menyebut Kementerian BUMN sudah melakukan diskusi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Kementerian Agama soal sinergi antara Bank Muamalat dengan BTN Syariah.
"Finansial syariah menarik pada saat ini. Maka itu [merger] antara BTN Syariah dan Bank Muamalat sedang dalam proses pembicaraan, kalau lancar Maret 2024 rampung," kata Erick dalam konferensi pers, Selasa (19/12).
Dirinya menjelaskan jika merger kedua bank ini dapat menjadi alternatif bank syariah yang besar. Dia berharap setelah merger, bisa masuk top 16 atau 10 besar Bank Syariah terbesar.
Sebelumnya BTN, merespons perihal kabar yang menyebutkan perusahaan berencana mengakuisisi Bank Muamalat. Corporate Secretary BTN, Ramon Armando, dalam penjelasannya kepada otoritas Bursa Efek Indonesia memang tidak secara gamblang akan mengakuisisi suatu bank secara spesifik.
Namun, pada saat ini, perusahaan sedang mempersiapkan sejumlah opsi untuk melakukan pemisahan atau spin off Unit Usaha Syariah (UUS) BTN. Aksi korporasi ini dilakukan guna menjadikan UUS BTN menjadi bank umum syariah.
Sejumlah opsi tersebut adalah, pertama, mendirikan perusahaan baru atau meminta lisensi baru untuk BUS. Opsi kedua, melakukan akuisisi bank syariah yang sudah ada.
“Untuk melaksanakan opsi yang kedua, perusahaan sedang melakukan penjajakan beberapa bank syariah yang ada dan terus berkomunikasi untuk mendapatkan penawaran terbaik,” kata Ramon, dikutip Selasa (14/11).
Nantinya, UUS tersebut, setelah dilakukan spin off, akan menjadi entitas baru dan fokus menjalankan prinsip-prinsip perbankan syariah.