Asuransi kesehatan merupakan jenis asuransi swasta yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat Indonesia saat ini. Dilansir dari Survei Populix yang dirilis pada awal 2023, persentase warga yang memiliki asuransi kesehatan mencapai 80 persen.
“Asuransi kesehatan merupakan jenis asuransi yang paling banyak dibeli dari perusahaan swasta, diikuti oleh asuransi jiwa,” demikian dikutip dari laporan Populix.
Seiring berkembangnya teknologi, kini asuransi kesehatan swasta berkolaborasi dengan layanan telemedicine. Telemedicine adalah layanan kesehatan berbasis teknologi yang memungkinkan para penggunanya berkonsultasi dengan dokter tanpa bertatap muka.
Survei dari Katadata Insight Center menunjukkan, layanan telemedicine semakin diminati semenjak pandemi Covid-19. Ini lantaran banyak pasien yang tidak memungkinkan berobat secara langsung ke rumah sakit di tengah situasi pandemi.
Adapun, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan, pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi perilaku masyarakat yang kini lebih banyak bergantung dengan layanan berbasis digital.
“Tentu ini membuka peluang bagi industri asuransi jiwa untuk meningkatkan fasilitas layanan berbasis digitalnya kepada masyarakat. Salah satunya melalui kerja sama dengan layanan telemedicine,” terang Togar, kepada Katadata.co.id, Senin (18/12) lalu.
Togar turut menuturkan, seiring dengan berakhirnya pandemi Covid-19, masyarakat kini bisa kembali ke rumah sakit guna mendapatkan layanan kesehatan yang lebih kompleks dan menyeluruh.
Kendati begitu, kata Togar, layanan telemedicine tetap bisa menjadi pilihan bagi masyarakat yang menginginkan layanan kesehatan yang cepat dan mudah untuk penyakit-penyakit yang tergolong ringan.
Dengan kondisi ini, ia mengaku optimis peluang penetrasi asuransi di telemedicine akan semakin meningkat.
“Pertumbuhan pendapatan premi industri asuransi jiwa dari kanal distribusi e-commerce yang dalam 5 tahun terakhir mencatatkan pertumbuhan mencapai 366,36 persen. (Hal ini) membuka peluang bagi industri asuransi jiwa untuk meningkatkan fasilitas layanan berbasis digitalnya kepada masyarakat,” kata Togar.
Salah satu pelaku industri kesehatan digital yakni Halodoc, turut mengakomodasi kebutuhan penggunanya dengan memberikan ragam inovasi layanan kesehatan yang menyeluruh. Halodoc menyediakan fitur “Asuransiku”, fitur yang mengintegrasikan asuransi kesehatan pengguna dengan aplikasi Halodoc.
“Di Halodoc, kami berkomitmen untuk menyediakan akses kesehatan yang lebih mudah bagi masyarakat. Salah satu kemudahan yang dapat dirasakan pengguna Halodoc adalah pengalaman seamless dalam berkonsultasi dan mendapatkan obat maupun vitamin yang dibutuhkan," ujar Ridzky Novasandro, VP Product & Brand Marketing Halodoc.
"Semuanya dapat dibayarkan secara cashless dan bahkan gratis apabila ditanggung asuransi. Integrasi asuransi dengan aplikasi Halodoc diharapkan dapat menghilangkan hambatan dalam mendapatkan perawatan kesehatan,” tambahnya.
Berdasarkan Annual Report Halodoc pada 2022, disebutkan bahwa penggunaan layanan telemedicine mampu menekan biaya klaim dengan telekonsultasi 7,9 kali lebih terjangkau dibandingkan offline.
Dalam laporan tersebut, mengungkapkan pengiriman obat secara online juga dianggap 2,3 kali lebih terjangkau dibanding offline. Adapun, diagnosis 10 penyakit ringan dan sedang yang paling banyak dikonsultasikan online oleh pengguna asuransi selama 2022, memiliki tingkat penyelesaian lebih dari 94 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna asuransi tidak perlu melanjutkan konsultasi secara offline. Pengguna asuransi melakukan konsultasi offline untuk indikasi atau tingkat penyakit yang parah.
Sebagai bukti nyata, salah seorang pengguna telemedicine, Vadia Lidwina (27), seorang karyawan swasta dari wilayah Jakarta Selatan memberikan tanggapannya mengenai manfaat dari integrasi asuransi kesehatan dengan telemedicine.
Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya integrasi layanan tersebut terutama saat Covid-19 lalu. Kendati pandemi Covid-19 telah berlalu, Vadia masih setia menggunakan layanan telemedicine untuk berobat saat sakit.
“Suka duka anak kos itu kan kalau sakit jauh dari orang tua, kalau kayak asam lambung kumat, atau haid yang bikin ga bisa ngapa-ngapain aku pilih berobat lewat Halodoc. Apalagi dengan telah terintegrasinya asuransi kantor ke Halodoc, semua biaya perawatan, obat hingga pengantaran dapat ditanggung oleh asuransi kesehatan,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan survei Katadata Insight Center pada 2022 yang menyebut sebagian besar atau 54,9 persen responden menggunakan layanan telemedicine untuk menghemat waktu saat berobat.