PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mengungkapkan isi-kisi pertumbuhan laba bersih sepanjang tahun 2023 bisa mencapai di atas 30%.
"Kalau liat kuartal per kuartal rata-rata pertumbuhan laba BSI di atas 30%, jadi ya sekitaran itu," Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), Hery Gunardi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (16/1).
Menurut catatan perusahaan, emiten bank pelat merah ini mencatatkan laba bersih Rp 4,26 triliun atau naik 40,68% sepanjang 2022. Nilai ini merupakan laba tertinggi bank syariah saat itu.
"Auditnya belum selesai, tapi kami ingin menjaga konsistensi aja," sebut Hery.
Dirinya juga mengungkapkan BSI menguasai pangsa pasar lebih 45%, artinya pendalaman keuangan syariah sangat bagus di Indonesia. Dia juga mendukung adanya bank syariah yang akan merger seperti PT Bank Tabungan Negara Syariah atau BTN Syariah dengan Bank Muamalat.
Menurutnya dengan adanya bank syariah lain, justru bisa mengembangkan industri keuangan syariah yang lebih besar lagi khususnya di Indonesia. "Misalnya untuk sindikasi, pasar uang, kemudian perdagangan surat berharga, sukuk, dan repo lawannya ada. Sekarang lawan BSI tidak ada," sebutnya.
Untuk diketahui, BSI membukukan laba bersih Rp 4,2 triliun hingga September 2023. Laba perusahaan naik 31,04% secara tahunan.
Kenaikan laba bersih itu dikontribusi dari pendapatan berbasis komisi atau fee based income atau FBI yang meningkat hingga 12,44% secara tahunan.
Hingga sembilan bulan pertama 2023 BSI menyalurkan pembiayaan Rp 232 triliun, meningkat 15,94% secara tahunan. Hal ini memicu bertumbuhnya aset bank 14,23% menjadi Rp 320 triliun
Emiten bersandi BRIS ini membukukan rasio profabilitas yang meningkat dengan pengembalian aset atau return of asset perusahaan melaju menjadi 2,3% dari sebelumnya 2,08%.