Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPPR) memperkirakan partisipasi generasi Z yang menginvestasikan dananya untuk SBN ritel meningkat pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, termasuk ORI025.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, kalangan milenial masih mendominasi dari sisi jumlah investor SBN ritel. Namun jika ditilik dari sisi nominal, generasi X dan boomers yang mendominasi.
DJPPPR Kemenkeu pun mengupayakan beberapa strategi untuk menggaet lebih banyak investor dari kalangan usia muda, salah satunya menggelar acara menonton film "Gampang Cuan" dan diskusi bersama terkait investasi ORI pada Kamis (15/2) di Metropole XXI, Jakarta.
"Salah satu bentuknya kami melakukan kegiatan seperti ini. Kami berusaha untuk meng-capture investor baru, makanya kerja sama dengan komunitas-komunitas untuk bisa masuk ke segmen-segmen muda," kata Deni dikutip dari Antara, Jumat (16/2).
Investasi SBN Bisa Berkontribusi ke Negara
Dia mengingatkan, bahwa berinvestasi di SBN tidak hanya bisa mendatangkan keuntungan bagi masyarakat, melainkan juga turut berkontribusi dalam pembangunan dan membantu keuangan negara.
Dalam berinvestasi, menurut Deni, besaran nominal bukan menjadi masalah. Yang paling penting, bagaimana menumbuhkan kebiasaan berinvestasi bagi generai muda, terlepas dari berapa pun nominalnya dan tak hanya mengandalkan tabungan.
"Makanya, kita mencoba untuk shifting dari masyarakat saving society menjadi investing society. Harapannya, visi pemerintah atau negara ini bisa mendapatkan pendanaan dengan jangka waktu lebih panjang," kata Deni.
Selain itu, kata Deni, masyarakat juga bisa menyiapkan hari tuanya secara lebih baik dengan berinvestasi di instrumen yang menguntungkan dan aman.
Bidik 20 Ribu Investor SBN Ritel di 2024
DJPPPR membidik 16 hingga 20 ribu investor baru di setiap penerbitan SBN ritel sepanjang tahun ini. Pada awal 2024, pemerintah telah menerbitkan SBN ritel pertama dengan jenis Obligasi Negara Ritel seri 025 (ORI025) yang dibuka pada 29 Januari lalu.
Setelah penawaran ORI025 ditutup pada 22 Februari 2024, pemerintah berencana menerbitkan sukuk ritel pada awal Maret 2024. Biasanya, pemesanan SBN ritel pada awal tahun cenderung menguat. "Namun pada awal tahun ini, pemesanan cenderung melambat dibandingkan periode yang sama pada 2023," kata Deni.
Libur panjang Imlek dan Isra Mi'raj serta libur pada hari pemungutan suara pemilu, menurut Deni, menjadi faktor pendorong yang menyebabkan banyak investor masih menunggu dan mengamati (wait and see) kondisi pasar.
Meski begitu, dia optimis akan terjadi peningkatan pemesanan SBN Ritel pascapemilu. Menurut proyeksinya, pemesanan ORI025 hingga periode penutupan pada 22 Februari 2024 bisa mencapai Rp 15 triliun-20 triliun.