BI Gandeng India Mulai Tinggalkan Dolar AS

ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Ilustrasi. BI telah meneken kerja sama penggunaan mata uang lokal dengan sejumlah bank sentral untuk mengurangi penggunaan dolar AS.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Agustiyanti
7/3/2024, 20.58 WIB

Bank Indonesia menandatangani nota kesepahaman (NK) penggunaan mata uang lokal dengan bank sentral India, Reserve Bank of India hari ini, Kamis (7/3). Kerja sama ini merupakan upaya mengurangi penggunaan dolar Amerika Serikat untuk bertransaksi antar negara atau dedolarisasi.

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Gubernur Reserve Bank of India Shaktikanta Das di Mumbai, India. Masing-masing negara berharap penandatanganan ini mendorong penggunaan mata uang lokal, yakni rupiah dan rupee India.

“Kesepakatan antara kedua negara ditujukan untuk mendorong penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dalam transaksi bilateral yang mencakup transaksi berjalandan transaksi modal yang diperbolehkan,” ujar Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Kamis (7/3).

Penggunaan dua mata uang lokal juga mencakuptransaksi ekonomi dan keuangan lainnya sesuai yang disepakati oleh kedua otoritas. Kerangka kerja sama ini salah satunya memungkinkan eksportir dan importir untuk bertransaksi dalam mata uang lokal, yang diharapkan mendorong pengembangan pasar valuta asing kedua negara.

Kedua negara juga berharap penggunaan mata uang lokal akan mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan efisiensi waktu penyelesaian transaksi.

“Melalui penggunaan mata uang lokal masing-masing negara yang lebih luas untuk transaksi bilateral diharapkan akan berkontribusi dalam mempromosikan perdagangan antara Indonesia dan India,” ujar Erwin. 

Kerja sama ini juga diharapkan memperdalam integrasi keuangan, serta memperkuat hubungan sejarah, budaya dan ekonomi yang telah terjalin selama ini antara kedua negara

Sebelum dengan India, BI telah meneken kerja sama serupa dengan beberapa bank sentral negara lainnya. BI menggandeng Bank Negara Malaysia, Bank of Thailand,  People Bank of China, Monetary Authority of Singapore, dan  Bank of Korea.

Fenomena dedolarisasi atau upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar belakangan makin diterapkan banyak negara. Negara-negara yang tergabung dalam kelompok negara BRICS juga mengambil langkah serupa. BRICS terdiri dari Brasil, Russia, India, China, South Africa, Egypt, Ethiopia, Iran, and the United Arab Emirates.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menjelaskan, aksi buang dolar ini, antara lain dipicu oleh fragmentasi geopolitik global. Ketegangan geopolitik disebut menjadi tantangan paling berat yang dihadapi saat ini.

Reporter: Zahwa Madjid