Serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4) dinilai akan berdampak negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG. Harga komoditas juga bakal terkena dampak.
Ekonom Eisenhower Fellow (EF) Mari Elka Pangestu mengatakan, serangan Iran ke Israel membuat harga minyak melonjak. Selain itu, distribusi barang impor lewat kanal Suez akan terganggu.
Kondisi tersebut bakal berdampak pada harga impor minyak, gandum, dan produk asal Eropa ke Indonesia.
“Harga komoditas terpengaruh. Rupiah bisa melemah lebih jauh, imbal hasil obligasi atau bond yield Indonesia bisa turun, dan IHSG terpengaruh," kata Mari dalam acara virtual Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter, Senin (15/4).
Pada kesempatan yang sama, Ekonom EF sekaligus mantan Menteri Keuangan Bambang S Brodjonegoro menambahkan, tingkat bunga tinggi lebih berpengaruh terhadap IHSG.
Setiap keputusan Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve atau The Fed yang dianggap tidak sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar, maka dana asing akan keluar alias capital outflow.
Ia mencatat, investor asing yang memegang saham emiten Indonesia terbagi menjadi dua kelompok yakni jangka pendek dan panjang. Investor jangka pendek atau yang hanya mengejar untung akan membuat IHSG bergejolak.
Investor jangka pendek tersebut akan berpaling dari IHSG ke aset berisiko rendah atau safe haven seperti dolar Amerika dan obligasi AS. "Saya melihat memang akan ada tekanan terhadap IHSG. Tetapi tekanan itu dibagi dengan dampak dari tingkat bunga yang tetap tinggi," ujar Bambang.