BRI Bantah Hoaks Uang Nasabah Hilang untuk Pemilu 2024

BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membantah informasi mengenai adanya uang nasabah yang hilang karena dipakai untuk membiayai bantuan sosial selama Pemilu 2024.
Penulis: Reza Pahlevi
25/4/2024, 11.29 WIB

Beredar informasi di media sosial (medsos) mengenai uang nasabah yang hilang di Bank Rakyat Indonesia (BRI). Informasi tersebut menyebutkan uang yang hilang merupakan efek dari pemilihan umum (Pemilu). Uang ini dipakai untuk membiayai bantuan sosial (bansos) yang disebarkan ke masyarakat.

Isu ini pertama kali dimunculkan akun @widia_pengamatpolitik di TikTok pada Selasa (23/4). Dalam videonya, dia mengajak nasabah BRI untuk menarik uangnya setelah beberapa kasus nasabah kehilangan uang. Dia juga menuduh BRI menggunakan uang-uang yang hilang itu untuk bansos.

Video tersebut lalu dibagikan kembali oleh @rama_news di TikTok dan Instagram. Di TikTok, video unggahan ulang tersebut sudah mendulang lebih dari 22 juta penayangan. Instagram sudah menandai video sebagai misinformasi, sementara belum ada penandaan serupa di TikTok.

Sekretaris Perusahaan BRI, Agustya Hendy Bernadi memastikan informasi yang disampaikan dalam video tersebut tidak benar dan tidak berdasar. BRI juga akan mengambil tindakan tegas dan langkah hukum terhadap pihak terkait untuk beredarnya konten tersebut.

“Karena konten berisi informasi yang menyesatkan, merusak citra BRI, dan berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat,” kata Agustya dalam rilis pada Rabu (24/4).

Pengamatan Katadata.co.id menemukan akun @widia_pengamatpolitik di TikTok sudah nonaktif pada Kamis (25/4) pukul 10:25 WIB. Padahal, akun ini masih aktif pada pukul 09:00 WIB di hari yang sama. Sementara, konten unggahan ulang video akun tersebut di @rama_news masih aktif baik di Instagram maupun TikTok.

Dalam setahun terakhir, sejumlah nasabah BRI memang mengaku kehilangan uang dari rekeningnya. Terbaru, seorang nasabah asal Bali mengaku kehilangan Rp36,9 juta dari rekeningnya. Pihak BRI menyebut kehilangan tersebut akibat penipuan online dan hanya melakukan penggantian dana jika kelalaian diakibatkan sistem perbankan.

Kasus-kasus lain, di antaranya nasabah di Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang kehilangan Rp1,4 miliar; nasabah di Mamuju, Sulawesi Barat dengan kehilangan Rp202 juta; dan nasabah Kota Malang, Jawa Timur, yang kehilangan Rp546 juta.

Ketiga kasus ini memiliki modus serupa. Sebelum kehilangan, ketiga nasabah tersebut dikirimi dokumen ke WhatsApp pribadi masing-masing. Ketiga nasabah menyadari kehilangan uang setelah mereka mengunduh dan membuka dokumen yang berformat APK tersebut.

Bank Indonesia memberikan lima tips jika telanjur mengklik dokumen berformat APK mencurigakan tersebut.

  1. Matikan langsung akses internet
  2. Hapus aplikasi yang sudah terlanjut di- Ini biasanya dapat ditemukan di bagian “Aplikasi (Applications” dalam “Pengaturan (Settings)”
  3. Hubungi bank
  4. Ganti kata sandi semua akun
  5. Lakukan factory reset perangkat
Reporter: Reza Pahlevi