Perbankan Incar Dana Murah Nasabah di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi
Perbankan gencar menghimpun dana murah atau current account savings account (CASA) untuk menekan biaya dana (cost of fund) akibat kenaikan suku bunga acuan - BI Rate Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%.
Mereka berupaya meningkatkan porsi simpanan tabungan dan giro nasabah, yang disebut dengan dana murah, karena perbankan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mendapatkan dua jenis Dana Pihak Ketiga (DPK) ini.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin memperkirakan, beban biaya dana akan naik akibat kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia pada tahun ini.
"Akan semakin menantang dan kemungkinan harus ada strategi mencari dana murah dan mungkin juga bisa melalui fee base income," kata Amin kepada Katadata.co.id, Minggu (28/4).
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) pun fokus mengejar dana murah di tengah tren suku bunga tinggi. Hal ini sebagai strategi bank pelat merah ini untuk memperkuat likuiditas perusahaan.
"Fokus ke nasabah baru perorangan untuk memperkuat likuiditas, terutama ke CASA," kata Direktur Distribution and Institutional Funding BTN Jasmin.
Dengan strategi itu, BTN menargetkan DPK bisa tumbuh 9%-10% pada 2024. Tercatat simpanan nasabah atau DPK BTN mencapai Rp 357,74 triliun pada kuartal I 2024. Terdiri dana murah Rp 178,6 triliun dan deposito Rp 179,1 triliun.
Bank Mandiri Pertimbangan Penyesuaian Suku Bunga Tabungan
Kenaikan suku bunga BI menjadi pertimbangan PT Bank Mandiri (Persero) untuk melakukan penyesuaian suku bunga tabungan maupun deposito. SVP Retail Deposit Products and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati berkata, perusahaan juga senantiasa mengamati tren suku bunga di pasar.
"Kemudian mempertimbangkan kondisi likuiditas perbankan dalam penentuan suku bunga yang akan ditawarkan, dan strategi perseroan dalam menjaga cost of fund," kata Evi.
Dengan kenaikan suku bunga BI, pihaknya akan meninjau kembali target-target perusahaan agar perhimpunan DPK sejalan dengan penyaluran kredit. Termasuk meninjau target market yang disasar agar proses akusisi dan intensifikasi sesuai satu kesatuan ekosistem.
"Bank Mandiri juga telah menyediakan platform layanan digital multi transaksi seperti Livin’ by Mandiri untuk nasabah ritel dan Kopra by Mandiri untuk nasabah wholesale, sebagai layanan solusi menyeluruh bagi nasabah," ujar Evi.